Kamis, 02 April 2009

Senandung Hujan

Tanggal 2 April 2009 pukul 13.03 hujan merata membasahi pelataran sekolah tempat aku mengajar,tampak mendung berwarna abu-abu rata menutup wajah langit,suara Guntur saling bersahutan saling bergantian.Siang itu suasana tampak sepi karena hujan turun tiada henti.Persis di depan pintu aku memandang jauh kedepan yang tampah air hujan merata,para pedagang kaki lima yang ada di dekat sekolah membawa payung kian kemari.suasana memang tampak sepi siang itu,hanya sesekali kelihatan anak-anak yang berlarian main hujan,atau pengguna jalan yang memakai jas hujan.
Hari itu hari Kamis,hari dimana aku biasa berpuasa untuk melaksanakan niatku,tetapi hari itu aku tidak berpusa karena sesuatu hal yang menyebabkan aku lupa untuk sahur.Hari itu aku tetap berusaha tidak makan sampai pukul 13.00,badan terasa lemas dan ada sedikit persoalan dalam hati yang menggajal berkaitan dengan teman sekerja.Hujan disiang itu seakan mengiyakan kegundahanku.Aku yang dulu menolong teman sekerja supaya dapat kembali bekerja di tempat aku mengajar,padahal ia sudah mengundurkan diri untuk tidak mengajar,selang beberapa bulan kemudian temanku tersebut datang kerumah diantar suaminya meminta tolong bagaimana supaya ia dapat mengajar lagi seperti dulu,akupun dengan sukarela mengantar ia menghadap ibu kepala sekolah yang waktu itu di jabat oleh Ibu Jatinem,ibu Kepala sekolahpun mengijinkan temanku tersebut untuk mengajar kembali seperti sediakala.
Seiring perjalanan waktu temanku tersebut mendapat kesempatan untuk sekolah D2 di UT bersama temanku yang lainnya,aku tidak mendaftar karena keadaan ekonomi yang tidak memungkinkan untuk itu.Temanku tersebut akhirnya dapat menyelesaikan pendidikannya dengan baik,tak lama kemudian ada pendaftaran CPNS oleh Pemkot Surabaya,kami semua dari SDN Bulak Banteng ikut mendaftar sesuai dengan ijazah terakhir yang dimiliki.Singkat kata temanku tadi diterima menjadi CPNS sedangkan aku tidak,aku tetap menjadi guru sukwan di SD tempat kami mengajar.Teman-temanku yang di terima tersebut bersuka cita kerena apa yang dicita-citakan tercapai yaitu menjadi gutu yang diakui oleh negara,bahkan ia melanjutkan studi ke jenjang S 1 UT.
Pemerintah pada periode ini benar-benar memperhatikan keadaan guru sehingga keluarlah kebijakan tentang setifikasi guru,teman-temanku yang sudah mengantongi ijazah S1 pun mendapat kesempatan mengikuti program tersebut dan akhirnya lolos meskipun lewat program Diklat selama 10 hari.Dengan kondisi seperti itu keadaan berbalik arah 180 derajat dengan ketika kami sama-sama menjadi guru sukwan,sekarang seperti terjadi klik,atau kelompok-kelompok yang membedakan kami,kami seakan sudah lupa terhadap asal-usul kami yang dulu semasa sama-sama dalam meniti karir menjadi guru,kami sekarang seakan tak saling kenal,ketemu dijalan kami tak lagi saling menyapa,bahkan ada tugas yang berkaitan dengan menjaga try outpun aku tak tahu jadwalnya.
Kemarin ada sedikit masalah dengan anak-anak kelas VI yang belajar di tempatku,mereka mengadu kalau minggu depan mungkin mereka tak dapat belajar lagi di tempatku karena guru kelas VI mereka mengadakan les tambahan belajar di sekolah yang waktunya bersamaan dengan jadwalku,dengan biaya Rp 100.000,00 selama 1 ½ bulan mulai bulan April sampai menjelang UASBN,anak-anak sendiri merasa keberatan setelah memberi tahu kedua orang tua mereka.Aku mengatakan hal itu bagus ada les di sekolah,aku tak bisa berbuat banyak kalau kegiatan itu di adakan oleh guru kelasnya.semua aku kembalikan ke anak-anak sendiri dan kedua orang tua mereka.Akupun akhirnya menghubungi Ibu Yamirah selaku Kepala sekolah apakah beliau mengetahui kalau guru kelas VI mempunyai program semacam itu,atau Guru kelas VI apakah sudah berkonsultasi dengan Ibu kepala sekolah,ternyata Ibu Yamirah pun belum tahu akan kegiatan tersebut.
Tak disangka ada salah satu orang tua murid kelas VI yang menelpon langsung ke Bu Yamirah menanyakan tentang kegiatan les yang akan diadakan oleh guru kelas VI dan orang tua tersebut merasa keberatan tentang kegiatan tersebut,karena kegiatan tersebut tanpa kordinasi dengan orang tua murid kelas VI.
Esok paginya entah bagaimana kejadiannya aku sendiri kurang tahu,apakah guru kelas VI tersebut dipanggil oleh Ibu Yamirah apa tidak,dengan pasti aku tidak tahu.Ketika aku masuk ruang perpus aku mendengar sendiri teman perempuan guru kelas VI membicarakan tentang kegiatan les yang dilaporkan oleh salah satu orang tua murid ke kepala sekolah,akupun jadi kurang enak sendiri dan merasa pembicaraan tersebut menyindir aku karena gelagat dari kedua temanku guru kelas VI kurang bersahabat.
Besoknya aku tanya anak-anak apa yang terjadi di kelas mereka ?.Mereka menjawab bahwa mereka disuruh maju satu persatu dan ditanya siapa yang les di luar,dan les dimana ?,secara otomatis anak-anak yang belajar di tempatkupun menjawab apa adanya,kata mereka.
Aku ingat sekali hasil rapat di Sidotopo Wetan IV bahwa guru tidak boleh mengadakan les di sekolah,itu kata Ibu Endang selaku UPTD-BPS Kecamatan Kenjeran.Ditambah lagi ketika rapat dinas guru-guru yang dipimpin oleh Ibu Yamirah,bahwa guru tidak boleh mengadakan les di sekolah yang memungut biaya langsung kepada wali murid.Hal itu sudah peraturan dari dinas Kota katanya.Tetapi hari ini masih ada yang ingin memancing di air yang keruh,sudah tahu perbuatanya tidak prosedural masih mengkambing hitamkan orang lain dan melakukan penekanan kepada anak didiknya.Bahkan ada salah satu anak kelas VI yang menanyakan bagaimana kalau tidak ikut les ? ,anak itupun mendapat marah dari gurunya.
1 April 2009 setelah aku mengantarkan anakku sekolah aku sempatkan mampir kesalah satu wali murid kelas VI yang dekat dengan sekolah,tujuanku adalah menanyakan apa yang sebenarnya terjadi pada anak-anak yang belajar di tempatku,apa yang mereka alami ketika di kelas mereka masing-masing ?.Orang tua muridpun bercerita kalau ada les yang diadakan oleh gurunya dengan biaya Rp 100.000,00 selama 1 ½ bulan ini,iapun merasa keberatan.Memang guru kelas VI ini kurang komunikasi dengan Ibu-Ibu wali murid dan kurang transparan dalam menggunakan uang paguyupan karena setelah ada kegiatan out bound tidak ada laporan sama sekali dan pengurus paguyupan ada yang tidak di ajak kegiatan tersebut.Itu kata salah satu pengurus paguyupan kelas VI,sehingga kata mereka hubungan wali murid dengan wali kelas VI kurang harmonis.
Sungguh ironis permasalahan yang aku hadapi ini,kita yang bergerak di bidang pendidikan,justru melakukan hal-hal yang menimbulkan masalah bagi anak-anak didik kita sendiri,seakan kita tidak rela kalau anak kita belajar pada orang lain,padahal mereka punya hak untuk mengakses semua sumber belajar pada siapapun asalkan ia mau.Ada semacam kebencian pribadi yang terbawa pada urusan pendidikan,kita tidak bisa memilah-milah mana urusan pribadi,mana yang urusan pendidikan.Kalau aku dikatakan sebagai biang kerok permasalahan ini,maka kita perlu diskusi terbuka apa yang menjadi persolannya.Kita sebagai pelaku akademisi perlu mengembangkan wacana dialogis antar teman dan melakukan sharing.Mana yang baik kita ambil,dan mana yang tidak baik kita buang jauh-jauh.Katanya kita sarjana S1 tapi mengapa prilaku kita seperti anak SD ,apa yang selama ini kita kaji di kampus tempat kita belajar,apa yang selama ini kta dapatkan dari pelatihan-pelatihan ?,bahkan apa yang selama ini kita peroleh dari sertifikasi melalui diklat ?
Aku merasa genderang kebencian telah didendangkan,aku sendiri tak tau penyebanya,pernahsih temanku mengatakan bahwa aku ini kurang bisa menghargai teman yang lain,tidak memanusiakan manusia,kalau ini pernyataan mereka,bagaimana dengan tingkah laku mereka yang suka membicarakan orang lain dibelakang ?.Apa manfaatnya mereka melakukan gosip ria ? Mengapa tidak kita kembangkan budaya dialogis ? mengapa kita terlalu kaku dengan pendapat kita yang belum tentu kebenaranya ?.Ini pertanyaan yang menyelimuti benakku selaku teman dan guru SD.Aku menjadi bertanya-tanya dalam hatiku apakah aku dapat bekerja dengan baik dalam suasana seperti ini.Memang tidak semua teman seperti itu,masih banyak teman yang baik dan pengertian dan mau memberikan masukan atau nasehat lewat dialog dari hati kehati di waktu senggang.
Tak terasa waktu menujukkan pukul 14.51,anak sekolah masih waktunya istirahat aku masih menulis apa yang menjadi gejolak dalam hatiku.Anak-anak ada yang berlarian dalam kelas,ada yang di luar kelas bahkan ada yang cerewet bertengkar dengan temannya.Tak lama kemudian bel sekolah berbunyi anak-anak pada masuk kelas masing-masing.Akupun mulai mengajar anak-anak.Jam terakhir pada hari itu adalah mata pelajaran SBK,anak-anak minta menggambar.Permintaannyapun aku iyakan. Mereka mulai asyik membuka buku gambarnya masing-masing,tapi ada juga yang tidak membawa,mereka betanya : “Pak bagaimana dengan anak yang tidak membawa buku gambar ?” Aku jawab,”Kalau punya uang boleh membeli buku gambar di toko sebelah “.Merekapun ada yang keluar untuk membeli buku gambar dan memulai pekerjaanya masing-masing.
Kebetulan pada hari ini Kamis,2 April 2009 teman guru kelas Vb titip murid padaku karena ia ada keperluan dengan warganya ada pengajian,sehingga pada pukul 14.00 tadi ia undur diri dan menitipkan muridnya padaku,akupun jadi merangkap dua kelas,yaitu Va dan Vb.Dasar anak-anak kalau ditinggal gurunya ya tidak ada kegiatan yang lain kecuali ramai,meskipun sudah dikasih tugas oleh gurunya masing-masing.
Hari menjelang sore,anak kelas VI sudah ada yang kelihatan datang untuk mengikuti tambanhan pelajaran yang diadakan oleh guru kelas VI,ada yang mengendarai sepeda motor,ada yang bersepeda dan ada yang berjalan kaki.Memang anak sekarang jauh berbeda dengan anak dizamanku dalam segi penampilan.

3 komentar:

Jannysurabaya mengatakan...

ya kehidupan memang penuh dengan liku-liku,pahit getir selalu mengiringi jangan putus asa pantang menyerah dan selalu berusaha

Anonim mengatakan...

kenal bu endang ya? seperti apa profil orangnya? sssttt.. saya barusaja ketemu untuk membuat penawaran antara 3 pihak (bank, guru, dan vendor) untuk program "sagu sala" satu guru satu laptop. dengan cicilan lebih murah dari kredit reguler. dengan laptop dan akses internet diharapkan bisa lebih melek IT, lebih bertambah wawasannya, dan menjadi lebih bijak kan? contohnya membaca blog2 seperti ini. setuju?????

Anonim mengatakan...

add ke saya "maseka@ymail.com"

KELAS 4A DIMASA PANDEMI

Kondisi pandemi yang hampir satu tahun ini menyebabkan pembelajaran dilakukan 100 % melalui daring. Anak-anak hanya bisa bertemu gurunya mel...