Selasa, 19 Mei 2009

DIA DIPANGGIL ARNI

DIA DIPANGGIL ARNI

Siang hari setelah pulang sekolah aku dan teman-teman kelas VI berkumpul dirumahnya Arni.Kami berlima yaitu aku,Arni,Aris,Atik dan Heriyani belajar kelompok bersama-sama.Saat itu kami seperti anak yang lainya senang bermain dari pada belajar,tetapi berhubung kami ada tugas dari guru kami yaitu Bapak Juadi guru kelas VI,mau tidak mau kami harus mengerjakan tugas lebih dahulu.Aris yang merupakan anak terpandai di kelas kami sangat membantu tugas-tugas yang menjadi tanggung jawab kami,ditambah lagi Arni anak yang cerdas dan merupakan langganan rangking 2 di kelas kami,sedangkan aku dan teman yang lainya hanya anak biasa-biasa saja,tidak terlalu bodoh juga tidak terlalu pandai.Pada saat itu kami mendapat tugas mengerjakan Matematika pembagian.Wah kalau sudah pelajaran matematika rasa-rasanya otak ini sulit diajak untuk kompromi.Hampir semua teman mengatakan demikian.Tapi untungnya kami punya teman yang baik hati yang selalu mau untuk diajak kerja sama.Tak terasa hari sudah sore dan tugas kami sudah selesai,tapi kami tidak langsung pulang,dasar anak-anak, kami bermain bersama-sama lebih dahulu.Kebetulan dirumahnya Arni ada banyak majalah Bobo,aku tertarik dengan majalah tersebut.Aku ambil dan aku baca cerita-cerita yang menarik.Misalnya Nirmala dan Oki,Paman Hasta dan cerita pendek lainya.Sedang teman yang perempuan sedang asyik main bekel.Setelah kami puas dengan permainan kami masing-masing berpamitan pada orang tuanya Arni.

Hari itu seakan cepat berlalu,tak terasa esok paginya kami bersekolah lagi dan bertemu dengan teman-teman yang lainya.Dimasa kecil itu kami seakan merasa anak yang paling senang,karena hari-hari kami penuh dengan canda dan permainan.Aku saat itu kalau tidak bermain dirumahnya Aris ya dirumahnya Arni,karena rumah kedua temanku tersebut terletak pada satu gang.Kadang di waktu malam sesudah magrib aku belajar kelompok dengan Aris di rumahnya Aris.Mengapa aku senang dirumahnya Aris ? kebetulan Aris punya kakak yang pandai juga,namanya Mas Agus,kami sering diajari Mas Agus kalau tidak faham pada soal yang kami pelajari.Sedangkan kalau aku belajar di rumahnya Arni karena Arni berlangganan Majalah Bobo dan karena majalah itu aku senang membaca,bahkan di majalah itu di muat para ilmuwan yang terkenal seperti Thomas Alfa Edison,James Watt,Aris Toteles atau tokoh-tokoh dunia lainya.Dengan membaca tersebut pengetahuanku jadi bertambah.Belum lagi ada cerita rakyat atau cerita dari Negeri Dongeng yang sangat asyik kalau dibaca.

Disamping teman-teman tersebut aku juga banyak punya teman lainya seperti : Rudi,Edi,Nanang,Slamet,Yus Ninik,Farida,Nurul dan masih banyak lainnya yang aku lupa namanya.Mereka adalah sebagian teman-temanku yang kadang kala kami juga sering berkelahi,tetapi sesudah itu ya sudah selesailah urusannya,tidak sampai berlarut-larut.

Teman-teman masa SD tersebut sekarang ini ada yang masih tinggal di kampung kami,ada yang sudah pindah di tempat lain,ada juga yang bekerja di luar kota, bahkan ada yang diluar negeri.Kabar terakhir yang aku terima dari temanku Arni katanya si Aris sekarang ada di RRC,dia mendapat kotrak kerja di sana.Si Arni teman cewek itu teryata jadi seorang guru SD,Si Nanang sebagai wiraswasta,sedang lainya aku tidak tahu.

Setelah lulus SD aku melanjutkan sekolah disalah satu SMP negeri yang terletak di daerah Kedung Cowek Surabaya,kebetulan juga temanku Si Aris juga di terima di sekolah itu.Saat masuk di SMP tersebut kami melalui tes tulis,alhamdulillah aku di terima. Sedang temanku Si Arni diterima di SMP Negeri 11 Surabaya,semenjak itu kami jarang berkomunikasi ataupun bertemu.Kalau temanku Si Aris sih masih sering bertemu karena ia satu sekolah lagi dengan aku.Bahkan kami pernah satu kelas ketika kami kelas III dan Aris jadi ketua kelasnya.Aku mengakui memang dia anak pandai dan cerdas.

Waktu berjalan dengan pasti,dari hari ke hari,minggu ke minggu,bulan ke bulan dan tahun berganti tahun.Aku dan Aris dapat menyelesaikan sekolah SMP,aku mendaftar di SMA dan SPG,sedang Aris mendaftar di SMA.Pada saat itu aku diterima di SPGN 1 Surabaya,sedang di SMA aku bersama Zenuar temanku di terima di SMAN 3 Surabaya,dengan diterimanya aku di dua sekolah negeri maka aku putuskan saja untuk masuk ke SPG karena mungkin selepas dari SPG aku dapat mengajar di salah satu SD di sekitarku.Sedang Aris temanku di terima di SMA Favorit di Surabaya yaitu SMAN 5.

Nah waktu aku mendaftar ulang di SPG tersebut aku bertemu lagi dengan teman cewek sekampungku yaitu si Arni,wah ini kebetulan atau takdir ya.....,gumanku dalam hati,aku sempat bertanya dengan dia mengapa ia melanjutkan di sekolah keguruan ? ya ia menjawab sekena hatinya saja,saat itu sebenarnya aku malu juga bertemu dengan dia,tapi apa mau dikata aku sudah diterima disitu dan ia pun diterima.Untungnya kami tak pernah satu kelas dengan dia mulai dari kelas 1 sampai kelas 3.Bahkan waktu kelas 1 dia tinggal di asrama sekolah yaitu di JL.Teratai No.1,ya otomatis kamipun tak bernah bertemu,bahkan ngobrol-ngobrolpun tak pernah,sepertinya kami tak saling kenal karena dia cewek aku cowok takut kalau menjadi gosip antar teman yang tidak-tidak.Sebenarnya banyak juga temanku baik dari SMPN 15 maupun teman SD yang di terima di sekolah keguruan tersebut,seperti Herni anak Wonosari,Sugiarti anak Granting.Cuma yang paling dekat dengan rumahku yaitu si Arni.Waktu kelas 1 kami beda kelas.Di kelasku aku mempunyai banyak teman baru,karena dalam satu kelas terdapat sekitar 42 siswa.Kebanyakan temanku tersebut adalah cewek,dari sekolah yang baru tersebut aku mandapat guru-guru yang baru pula.

Saat SPG tersebut aku tumbuh manjadi seorang remaja yang penuh dengan rasa antusias,yang ada hanya mimpi-mimpi indah tentang idialisme.Kebetulan aku aktif di organisasi OSIS dan yang paling dekat dengan ketua OSIS adalah aku dan yang menjadi ketua OSIS nya adalah temanku Ahmad Jawadul Insan,anak Rungkut,aku sering main kerumahnya bahkan tidur dirumah temanku tersebut,meskipun rumahku amat jauh dari rungkut.Kami banyak mengobrol tentang keagamaan dan organisasi,bahkan kalau ada kegiatan OSIS aku selalu aktif mengikutinya termasuk hari besar umat Islam.Dengan begitu aku mempunyai banyak teman.Diantaranya adalah Fathur Rahman,Morwoto,Sunarto,Arif,Eko,Nur Cholif yang sekarang menjadi anggota DPRD Gersik.Mereka adalah teman laki-laki semua.Di SPG tersebut suasananya sangat akrab dan penuh kekeluargaan,cuma aku sendiri pernah bermasalah dengan temanku yang bernama Anas teman laki-laki,kami sempat berkelahi gara-garanya waktu ulangan pysikologi ia minta contekan aku tak memberinya,bahkan ia membuka buku dan ketahuan Bu Heri.Ya......jadinya ia marah dan mengajak berkelahi dengan aku.Dasar anak laki-laki ditantang berkelahi akupun tidak mundur dan ramailah jadinya.Lalu ada beberapa teman yang melerai kami dan kami disuruh damai.

Waktu kelas II aku masuk jurusan KA yaitu Ketrampilan dan IPA,aku satu kelas dengan Marwoto yang sekarang jadi guru di kecamatan Bubutan,Dian Purnama Sari yang sampai sekarang aku tak tahu kabarnya,Ika juga tak tahu kabarnya,Sandra yang kenes dan pandai menari.Wito yang sekarang kerja di Bogasari,dan beberapa teman yang aku lupa namanya.Sedanng Si Arni masuk jurusan BM yaitu Bahasa dan Matematika.Nah waktu di kelas 2 inilah si Arni tidak tinggal di asrama lagi tapi pulang dirumahnya di Bulaksari gang III sedang aku tinggal di gang V.Saat itu aku biasa naik sepeda engkol pemberian Bapakku,sedang si Arni sudah mengendarai Honda Kuntul,nah..... kadang kala aku nunut sepeda motornya si Arni tapi aku yang menyetir.Padahal aku sendiri belum mempunyai SIM.Lama kelamaan aku sendiri jadi sungkan kalau nunut terus-terusan apalagi kami berlainan jenis,yaitu tadi takut terjadi gosip yang tidak-tidak.Kadang kala kalau gurunya sama dan kebetulan aku tidak masuk aku pinjam buku sama Si Arni ini dan disela-selah pinjam buku tersebut aku sempat ngobrol kesana-kemari tentang macam-macam.

Si Arni ini sebenarnya anaknya baik,cantik,pandai dan agak pendiam.Tidak bicara kalau tidak ditanya,sering dirumah,dari keluarga yang mampu dan keluarganya besar.Cukup terpandang di kampung dari segi fisik.Tingginya semampai,rambut agak berombak,matanya berbinar,kulitnya sawo matang agak kuning.Dia anak ke 4 dari 7 bersaudara, berbintang taurus,lahir 2 Mei 1969,selisih setahun dengan aku.Setamat dari SPG ia melanjutkan kuliah di IKIP Ketintang pada saat itu,ia mengambil D2 kalau tidak salah.Sedangkan aku langsung kerja di salah satu kontraktor bangunan yang kebetulan menyewa di rumah orang tuaku.Semenjak itu aku sudah tidak bertemu lagi dengan si Arni.

Beberapa tahun kemudian aku merantau ke Sumatra ikut tetanggaku yang Transmigrasi,tepatnya di Kota Lampung,Prokimal Kota Bumi,Lampung Utara.Disana aku bekerja di bidang perkebunan tepatnya kebun kelapa hibrida.Orang yang aku ikuti tersebut adalah Bapak Warso,asli orang Aceh tapi menikah dengan orang Jawa.Selama aku ikut dengan beliau terasa tenang hatiku,beliau agamanya cukup kuat.Aku diajari tentang hidup dan kehidupan.Beliau ini adalah pensiunan AL,Beliau juga bercerita bagaimana ketika ia berlayar mengarungi lautan nan luas.Manusia seakan tak berarti apa-apa ketika berada di tengah lautan tersebut,tiada yang dapat dimintai tolong kecuali Yang Maha Kuasa.

Di Kota Lampung tersebut aku tinggal kurang lebih 6 bulan dan aku balik lagi ke Jawa,tepatnya di Purwodadi Jawa Tengah.Di desa Grobokan, Pedukuhan Sedayu,disitu aku tinggal dengan bulekku,adik dari bapakku lain ibu, yaitu Bulek Tatik.Aku disana hanya memandang hamparan sawah nan luas dan kegiatan para petani yang sederhana.Kurang lebih dua bulan aku balik ke Surabaya.Di Surabaya aku lontang-lantung lagi dan bekerja seadanya,bahkan kerja kuli bangunan yang serabutan atau kerja apa adanya.Suatu ketika aku di ajak dan ditawari oleh Kakekku bekerja sebagai Pasukan Kuning,jaman Walikotanya Bapak Purnomosidi.Waktu itu aku dapat gaji perhari Rp 7000,00.Ya lumayan dari pada menganggur.Aku dapat bagian membersihkan wilayah Kebalen dan sekitarnya bersama teman sekerjaku yaitu : Cak Rohimin,Hery,dan beberapa temanku yang aku sendiri sudah lupa namanya.

Aku kerja sebagai paskun kurang lebih setahun,dan suatu ketika aku dapat tawaran mengajar dari tetanggaku yang jadi guru di SDN kedinding 6 yaitu Embak Anis.Itu adalah pengalamanku mengajar pertama kali.Disitu aku mengajar mulai tahun 1990-1993.Di tempat itulah aku mengajar ssebagai guru honorer bersama Bu Enok Fatmawati dan Bu Yanti,serta beberapa guru yang sudah ber-NIP.Aku ingat yang jadi kepala sekolahnya yaitu Bu Rr,Soegati.Orangnya baik sekali dan penuh perhatian.Pada saat itu gajiku sebagai honorer sebesar Rp 20.000,00/bulan,tapi aku senang menjalaninya.Di tempat itu pulalah aku berkenalan dengan Bapak Heri Purnomo guru kelas VI SDN Kedinding II,dan sekarang beliau jadi Kepala sekolah Bulak Banteng II.

Suatu ketika ada perubahan dalam kegiatan kerjaku yang terjadi pada tahun 1993,Pada saat itu ada penempatan CPNS di tempatku mengajar tersebut,sehingga mau tidak mau kami yang guru honorer harus mengundurkan diri karena kelas akan di tempati oleh guru yang baru dan sudah CPNS.Kami bertiga yaitu : aku,Bu Enok dan Bu Yanti keluar dan kami diberi kenang-kenangan sebuah cincin emas yang beratnya kira-kira 2 gram.Tak berapa lama aku mengganggur aku ditawari lagi oleh Mas Yanto mengajar di SDN Bulak Banteng I,aku dianjurkan membuat lamaran dan menemui Kepala sekolah.Mas Yanto adalah guru di sekolah itu,beliau mengajar di kelas VI.Akupun diterima disekolah tersebut,kebetulan yang jadi kepala sekolah adalah ibu dari temanku waktu SMP yaitu ibunya Agung,Bu Jatinem.Tak lama kemudian Bu Enok juga mengajar di tempatku bekerja.

Di SDN Bulak Banteng itulah aku mulai meniti karir dari guru honorer,guru bantu,dan akhirnya diangkat menjadi CPNS sampai sekarang.Dalam masa itu aku mengalami banyak sekali kejadian baik suka maupun duka.Di tempat itu pulalah aku mengalami masa kepemimpinan tiga kepala sekolah yaitu : Ibu Jatinem (almarhumah),Bapak Suratno dan yang sekarang Ibu Yamirah.

Pasang surut silih berganti,pada tahun 1993 itulah aku menikah dengan gadis Malang,putri dari Bapak Thohari,kami menikah tidak seperti anak mudah sekarang yang melalui proses pacaran dan sebagainya,melainkan atas dasar ketaatan pada guru dan agama yang kami yakini.Gadis yang aku nikahi tersebut adalah Nur Uswatun Hasanah.Pada awal pernikahan kami mengalami banyak sekali permasalahan mulai dari tempat tinggal,ekonomi dan lain sebagainya.Tapi atas dasar keyakinan yang kuat bahwa kami berlandaskan aqidah maka semua permasalahan tersebut dapat kami jalani.Memang pada awalnya kami mengalami kesulitan karena kami belum saling kenal sama sekali,hanya lewat foto dan kenal dengan orang tuanya.Bahkan orang tuaku sendiri agak terkejut katika aku menyatakan akan menikah,beliau tidak tau sama sekali awal ceritanya kami akan menikah,baru setelah Bapak Thohari bertandang ke rumahku,kedua orang tuaku baru yakin.Sampai sekarang kami dikaruniai tiga orang kesatriya yaitu : ALI,HASAN,dan HUSAIN.Nama tersebut aku ambil dari nama-nama orang suci keturunan Nabi Muhammad Saww.Aku berharap mendapat safaat dari beliau.

Saat aku mengajar pada tahun ke 13 di SDN Bulak Banteng I,aku mengalami batu sandungan,sampai-sampai aku ingin pindah mengajar,yaitu aku mempunyai masalah dengan teman mengajar guru kelas VI Bu Sinta namanya.Ia mengadu aku dengan beberapa wali murid tentang perilakuku saat mengajar,bahkan aku sempat dilaporkan ke Dinas Kecamatan yang waktu itu di jabat oleh Pak Kamto almarhum.Beruntung sekali aku mempunyai kepala sekolah saat itu Yaitu Bapak Suratno yang selalu menentramkan aku ketika emosiku meledak-ledak.Kata Pak Ratno,”Pak Janny untuk sementara diam dulu,jangan banyak komentar,biar masalah ini saya tangani,jangan sampai salah bertindak !”.Disaat itulah aku menemui Bu Herni yang mengajar di SD Muhammadyah 21 dekat rumahku,bahkan aku sempat mengatakan apakah ada lowongan pekerjaan ditempatnya.Aku disarankan untuk menemui Bapak Katam selaku Kepala Sekolah.Nah waktu aku masuk ke ruang Bapak Katam itulah tak terduga Bu Arni juga ada di situ dan mempunyai maksud yang sama denganku.Aku bertanya padanya,”Ada keperluan apa Bu ?”,tanyaku.”Aku mau pindah mengajar disini”,jawabnya singkat.Aku balik bertanya,”memangnya ada apa,kan kamu sudah mengajar di suatu sekolah ?”.Ia menjawab,”Aku mempunyai masalah dengan teman yang menyebabkan aku kurang enak dalam bekerja”.”Wah sama dengan aku,memang kalau punya masalah dengan teman sekantor bekerja jadi tidak nyaman”,sahutku lagi.

Oleh Pak Katam kami disarankan untuk mengurus surat pindah karena setatusku adalah guru bantu,sedangkan bu Arni dianjurkan membuat surat lamaran.Tak lama kemudian kamipun keluar rungan dan pulang ke rumah masing-masing tanpa banyak komentar.

Hari berikutnya aku mengutarakan pada Pak Ratno tentang maksud kepindahanku,tapi oleh beliau disarankan untuk berfikir lebih dalam lagi,dan beliau memberi saran bagaimana kalau mengajarku ganti siang saja selamanya.supaya tidak bertemu tiap hari dengan Bu Sinta,karena aku sudah guru bantu yang statusku sudah masuk data base.Aku jadi terdiam sejenak dan berfikir,kalau memang aku tidak bersalah mengapa aku menjauh dari kenyataan,akhirnya aku menuruti saran dari Pak Ratno tersebut.Beliau juga memberi kesempatam padaku untuk mengikuti pelatihan yang diadakan Oleh DBE 2 dan 1,dengan begitu ketrampilan mengajarku jadi meningkat pesat,akupun termotivasi untuk maju,lebih-lebih aku diajak oleh Bapak Didik sampai ke Malang mengikuti pelatihan.Saking seringya aku mengikuti pelatihan DBE hal ini menyebabkan masalah baru yaitu ada beberapa temanku yang kurang berkenan dengan aktifitasku.Bahkan ada salah satu teman yang memberitahuku kalau teman-teman yang lain sering mengunjingkanku di belakang,seakan aku bak selebritis yang menjadi bahan gosip.Memang kemajuanku sangat pesat setelah mendapat pelatihan-pelatihan sehingga aku banyak mempunyai kenalan dengan pakar pendidikan dari UNESA,UNMUH,dan bahkan dari Jakarta.Sampai suatu ketika aku menjadi pemandu bidang study (PBS) Matematika,menggantikan Pak Petrus yang mengundurkan diri.Disamping pelatihan mengajar aku juga mendapat pelatihan ICT yaitu tentang penggunaan teknologi infomasi.Aku banyak bertemu dengan guru-guru dari Gubeng dan Kenjeran yang jadi binaan DBE 1 dan 2. Bahkan kami dari DBE sempat mengadakan dialog dengan Bapak Sahudi selaku Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya tentang sekolah acuan di Jagir.

Waktu terus berjalan dengan pasti dan Matahari selalu menepati janjinya menyongsong cakrawala di ufuk timur.Tidak sekalipun ia ingkar janji.Kalau sampai ia ingkar sepersatujuta detik maka kehidupanpun akan berubah.Meskipun kadang awan atau mendung menghalangi cahayanya bukan berarti Matahari itu tidak ada,ia selalu ada dan hadir ditempatnya sesuai dengan janji yang telah ditetapkan-Nya.Cahyanya selalu ditunggu oleh Tumbuhan hijau untuk melakukan fotosintesis. Tanpa cahayanya kehidupan akan mandek,gersang,dan pekat,karena sang produsen tak lagi mampu memproduksi atau memasak makanannya sendiri,ia jadi komsumsi bagi hewan melata di muka bumi ini.Matahari cahyamu selalu ditunggu.

Rentang perjalanan waktu ketika aku ke Alfa Mart untuk membeli kebutuhan rumah seperti sabun,pasta gigi,rinso dan lain sebagainya,aku bertemu dengan Embak Ani,adik dari Bu Arni,akupun menyapa :”Hai apa kabar ?”.Ia menjawab,”Ya baik-baik”.”Bagaimana kabar Embak Sri ?” tanyaku biasa-biasa saja.Embak Anipun menjawab dengan panjang lebar tentang kakaknya tersebut,”Embak Sri habis diangkat payudaranya,karena ia terserang penyakit kangker payudara,untungya ia sekarang baik-baik saja,tapi keadaan rumah tangganya yang ada masalah dan.......... bla....bla.....bla”.Aku jadi terperanjat dengan cerita dari Embak Ani tersebut,dalam hatiku aku tak menyangka apa yang telah diderita oleh teman sewaktu kecilku tersebut.Disamping itu aku juga tak menyangka bahtera rumah tangganya diterpa badai yang cukup parah sampai maju kepengadilan segala.Padahal kedua insan tersebut mengarungi bahtera rumah tangga atas dasar cinta yang mereka bangun sendiri,atas pilihan mereka sendiri,atas kemauan mereka sendiri,merekapun sudah mempunyai dua mata hati yang cantik-cantik pula.Ya roda kehidupan selalu berputar kadang dibawah,kadang diatas.Setelah kami ngobrol cukup lumayan dengan Embak Ani,Iapun undur diri karena sudah selesai apa yang ia beli dan sudah membayar dikasir.

Sampai di rumah aku tak terpikirkan bakal ketemu Bu Arni lagi,dan kejadian di Alfa Mart aku anggap biasa saja meskipun aku prihatin juga dengan temanku tersebut.Tapi apa yang terjadi diluar dugaanku sama sekali,yaitu tepatnya bulan Nopember 2008 disebuah gedung tua Jl.Mustopo yang dulunya gedung untuk anak-anak SGO di ruang kelas A,ketika aku mendapat program penyetaraan S1 UNESA dari Dinas Pendidikan Kota Surabaya,aku bertemu dengan Bu Arni,awalnya aku tak percaya karena ia sudah pernah kuliah bahkan sampai ke jenjang S1 di UNMUH Surabaya.Saat bertemu itu aku menyapa,”Hei..... kok ada disini ?”,”Ya.... sama dapat tugas penyetaraan” jawabnya singkat.”Kamu diruang mana ?”,tanyaku lagi.”Di ruang ini”,sambil menunjuk ruang yang ada di sebelahku,jawabnya.”Oh.... kok sama!” kataku lagi.Terus aku masuk ke ruang A yang menjadi ruang kelasku.

Hari pertama aku kuliah tersebut diisi dengan sendau gurau dengan teman-teman lama dan yang baru kami kenal,kebetulan banyak teman-teman yang dulu sama di bangku SPG,seperti Ibu Munawarul,Fathur,Nuryadi,Rochmulyarti,termasuk Bu Arni.Di tempat itu pula aku bertemu dengan Bu Soepiani guru Gubeng yang sama-sama binaan DBE 1&2.Pada awalnya kelas A di huni oleh 75 orang,dan hal ini merupakan kelas terbanyak dari 5 kelas yang ada.Kami mendapat pengarahan dari Bapak Supriyono yang merupakan pejabat Sekretaris Jurusan.Kami pada hari pertama tersebut saling kenal dengan beberapa teman yang sebelumnya memang belum kenal.Termasuk Bu Patumi guru Kedinding 8,Bu Sri Mulyati juga guru Kedinding 8,Bu Sunarsih guru SD Darul Falah dan beberapa guru dari beberapa kecamatan yang ada di Surabaya.

Hari ke dua masuk kuliah dianjurkan oleh Bapak Supriyono untuk membentuk pengurus kelas,Bu Munawarul maju untuk menulis siapa saja yang jadi pengurus kelas,awalnya teman-teman saling tuding siapa yang jadi PK-nya,dan pengurus lainya.Ada yang usul Bapak Mahfud saja,ada yang usul Pak Hery Asmadji,dan ini ada yang usul aku jadi PK-nya.Suasana jadi ramai,akhirnya berdasarkan aklamasi,aku terpilih jadi PK kelas A,dan kemudian Pak Hery sebagai wakil,Bu Munawarul sebagai sekretaris,bendahara di pegang oleh Bu Ika.Maka pada hari ke dua tersebut kepengurusan kelas A terbentuk.Ini kelihatanya sepeleh tapi merupakan amanah dari teman-untuk menjadi jembatan antara teman-teman dengan para dosen.Kemudian kami membuat kesepakatan-kesepakan supaya kelas A ini jadi kelas yang baik,aku katakan satu untuk semua,semua untuk satu yaitu kelas A.Misalnya kami mengadakan iuran perbulan sebesar Rp 5000,00 untuk keperluan kelas yaitu membelikan kue dan minum bagi para dosen,karena setiap jam pelajaran lamanya 50 menit,jadi kalau 2 SKS ya 100 menit.

Hari ke tiga perkuliahan mulai berjalan tetapi belum penuh,ternyata pada semester I ini yang jadi dosen ada guru-guruku sewaktu SPG,misalnya Bapak Goris,Bapak Siradjudin,Ibu Cacik,Ibu Sri Hariyani,yang lainya aku baru kenal.Pada awal perkulihan itu aku mengambil tempat duduk paling depan,sedang teman sewaktu kecilku tersebut mengambil tempat duduk si deretan tengah sebelah selatan.Aku dekat dengan Pak Hery guru dari Kecamatan Genteng,sedang teman sektu kecilku tersebut dari Kecamatan krembangan.Pada awalnya aku kelihatan cuek dan sombong kata temanku tersebut,padahal aku tidak merasakan hal itu,memang pada waktu perkuliahan tersebut kelas kami kelihatan sangat hidup dengan pertanyaan yang saling interaktif dari teman-teman termasuk aku sendiri.

Rentang perjalanan waktu,aku melihat wajah yang dulu aku kenal sewaktu SD kini hadir kembali di hadapanku,aku jadi membayangkan masa anak-anak,ketika kami saling berlarian main kejar-kejaran.Itulah yang ada dibenakku,tapi aku tak tahu apa yang ada dibenak teman kecilku tersebut.Aku pandang seraut wajah yang manis,tapi aku melihat kegundahan dari kerutan wajahnya,seakan memikul beban berat yang mendalam,wah aku seperti paranormal saja.Hal itu terpikirkan dalam benakku karena mungkin aku mendengar cerita tentang dia dari adiknya dulu.Aku sempat juga ngobrol-ngobrol dengan dia cuma sebentar dan tak terlalu lama,dan yang kami bicarakan adalah hal yang berkaitan dengan kuliah.Pernahsih bicara tentang pribadinya tapi tak terlalu dalam,karena ia menganggap bahwa aku sudah tau semuanya,padahal aku tidak seperti yang ia kira.Aku sendiri kurang enak kalau membicarakan pribadi seseorang,lebih-lebih itu adalah temanku sendiri,aku juga harus hati-hati karena suami dari temanku tersebut juga teman sekampungku yang waktu masa mudanya kami sama-sama akrab,ketika kami masing-masing sudah menikah,aku menjaga jarak bahkan tidak bertemu ataupun bertandang kerumah temanku tersebut.

Baru kali ini aku ke rumah temanku tersebut karena ada kaitannya dengan tugas perkuliahan,terutama tugas komputer,ia mempunyai komputer tapi belum seberapa mahir dalam menggunakannya,terutama cara membuat kolom,menyimpan fail,mengcopy fail,membuat folder baru,dan sebagainya.Aku sendiri jadi heran,dulu Arni yang cerdas dan selalu dapat rangking,sekarang untuk masalah komputer ia jadi kesulitan.Baru kali itulah aku masuk kerumah tenamku tersebut,padahal sejak pernikahanku dengan istriku yang hampir menginjak 16 tahun aku tak pernah kerumah temanku tersebut.Ya....... baru kali itu aku masuk kerumahnya,disitu ada dua mata hatinya dan seorang gadis yang membantu pekerjaan temanku sehari-hari.Saat itu aku tak bertemu dengan suaminya,mungkin ia lagi bekerja.Rumahnya cukup luas bila dibandingkan dengan rumahku,bertingkat lagi,dan ada garasinya,catnya warna putih menghiasi seluruh dinding,Cuma di ruang tamu tak ada kursi tamu yang ada meja belajar,TV,seperangkat komputer dan alas tidur buat santai,jadinya kalau ada tamu ya....duduk dilantai.Rumah tersebut menghadap arah utara,di depan terasnya ada taman kecil dan beberapa bunga dalam pot,termasuk bunga Anthurium yang terkenal dengan bunga gelombang cinta,tapi kelihatanya kurang mendapat perlakuan yang khusus sehingga daunya kurang begitu membentuk,mungkin masih kecil.Pagar putih dari besi yang menjadi pengaman rumahnya sehingga kelihatan kokoh.

Arni,ya Arni yang nama aslinya adalah Sri Minarni,Sri itu nama panggilan kami waktu masa kecil dan aku lebih akrab memanggil dengan nama Sri dari pada Arni,tapi sekarang ia di kantornya tempat ia mengajar di panggil dengan Bu Arni.Aku dengannya menganggap sahabat,tapi entah ia menganggap apa terhadap aku,setiap aku bertemu dengannya yang aku ingat adalah masa kecil kami.Suatu ketika aku terinpirasi untuk menulis puisi yang berkaitan dengannya dan aku berikan padanya,yaitu :

TUK SAHABAT

Sahabat !
Lama nian kita baru bersua
15 tahun kita baru jumpa
Dalam arena pendidikan yang mulia
Setiap menatap wajahmu teringat masa lalu
Masa kecil saat bercanda bermain bersama
Berlari riang gembira,main petak umpet bikin ceria
Kini kita sama dewasa
Punya anak,punya keluarga
Masing-masing punya cerita
Tapi aku jadi terpana
Tatkala tahu masalah yang menerpamu
Sahabat !
Hati ini serasa teriris pilu
Melihat apa yang terjadi pada dirimu
Sakit yang menimpamu
Belum lagi bahteramu yang terterpa badai
Seakan tiada henti ombak menerjang
Tapi apa dayaku
Aku hanya fihak luar
Yang hanya bisa menatap dan berdoa
Sahabat !
Tapi aku salut dengan perjuanganmu
Dengan dua mutiara hati disampingmu
Senyum seringai yang selalu tersungging di bibirmu
Seakan menutup semua luka dihatimu
Sahabat !
Aku hanya bisa berharap
Semoga tercapai apa yang kau pinta
Semoga Sang Maula mengijabahi setiap doamu yang terucap
Dalam renungan malam tiada teman
Hanya mahkluk dan Kholik.

Sendiri.

Surabaya,27 Januari 09:janbsc_sby@yahoo.com

Puisi aku sodorkan dan dibaca olehnya,tapi apa yang terjadi diluar dugaanku,ia meneteskan air mata,seakan perasaanya hadir kembali,padahal ia berusaha melupakan kejadian masa lalu yang teramat pedih dan pilu menyayat kalbu.Saat itu ia memakai baju warna merah,menghadap ketimur bersandar dinding duduk di kursi sebelah meja belajar,disitu ada Fifi si buah hatinya.Aku tak mengira sama sekali kalau kata-kata yang aku tulis dapat meneteskan air matanya,aku merasa bersalah padanya,mengapa puisi tersebut aku berikan padanya.Tapi itulah yang sudah terjadi.Saat itu aku atak berani bertanya,khawatir dia tersinggung.Akupun mohon diri dan pulang.

Sampai di rumah aku jadi berfikir,mungkin orang perempuan itu sangat sensitif dan penuh perasaan sehingga apa saja yang menyentuh hatinya yang sangat dalam maka tiada lain air mata jadi jawabanya.Aku sendiri sebenarnya kurang tahu persis dengan apa yang dialami oleh temanku tersebut,tapi aku punya pengalaman yang serupa dengan teman sekantorku yang namanya juga Bu Sri Purwaningsih,beliau juga pernah menderita kangker payudara,bahkan sampai sekarang beliau masih melakukan perawatan di rumah sakit Dr.Sutomo Surabaya dan juga mengkomsumsi obat-obatan herbal.

Memang banyak wanita yang menderita sakit tersebut yang berakhir dengan ajal,aku ingin memberikan suport pada temanku tersebut,seperti yang aku lakukan pada Bu Sri Purwaningsih yaitu memberikan sebuah buku untaian do’a yang disebut do’a Kumail,do’a ini adalah do’a dari Nabi Khidir yang diajarkan oleh Rosulllah kepada Imam Ali.as.Dalam do’a tersebut banyak sekali pernyataan seorang hamba kepada Kholiknya bagaimana cara memohon dan meminta sesuatu.Tiada senjata yang paling ampuh kecuali dengan do’a dan tangisan.Apalagi kalau do’a tersebut dilakukan dengan sungguh-sungguh dan dengan iman yang kuat,insa’allah do’a tersebut pasti di ijabahi oleh Sang Pencipta.Aku sebagai teman tidak dapat memberikan apa-apa kecuali do’a.

Bu Arni ini memang sudah lama mengidap kangker payudara dan iapun sudah banyak melakukan usaha demi sembuhnya penyakit tersebut,mulai dari medis maupun non medis atau pengobatan alternatif,bahkan ia bercerita sampai pernah ranbut di kepala ini habus rontok karena melakukan kemo terapi, dan itu belansung cukup lama dan berulang-ulang.

Suatu ketika ia bercerita kalau sekarang ini tangan kanannya kalau digunakan untuk menulis atau melakukan pekerjaan yang berat agak sakit dan ngilu.Badan cepat capek dan daya pikirnya agak menurun,bahkan kadang-kadang apa yang dipikirkannya menjadi blank,sampai ndak ingat apa yang harus dikerjakanya.Belum lagi banyak persoalan yang menjadi buah pikirnya,mulai dari masalah pekerjaan,kuliah sampai masalah yang agak berat adalah masalah dalam “negerinya”. Hal inilah yang kadang aku sendiri melihat dia jadi iba dan tidak aku kira sebelumnya,dia yang dulu enerjik,cakap,pandai dan berprestasi menjadi berbalik arah 180 derajat.Sampai-sampai ketika ada kegiatan kuliah di Kampus Lidah,ia tidak dapat hadir dan seakan pasrah mau diabsen atau tidak terserah .Nah aku sebagai temanya memberi suport padanya lewat telpon, “Bu kelihatanya kamu sekarang kok menyerah,padahal kamu sudah menang satu langkah,masak karena masalah yang sepele ini kamu jadi putus asa,jangan putus asa dong...,semangat,seperti ketika kamu dapat menaklukan penyakit yang menyerang dirimu,coba banyangkan keadaanmu sekarang dengan dulu,beda jauh,kamu sudak menang dari pertarungan ini tinggal satu langkah lagi kamu dapat mengalahkan hal yang lainnya. Ingat Mutiara yang ada disampingmu,ia adalah permata hatimu,dia penyemangat dirimu, kalau kamu berhasil ia akan mengenang apa yang kamu lakukan. Ia adalah taruhan jiwamu. “Siapa yang menanam ia yang akan menuai”.Aku sendiri menyadari betapa beratnya hidup dalam suasana ketidak pastian”. Itulah yang sering aku katakan padanya kalu aku sempat menelponnya.

Pada awal bulan Mei 2009 ini ada kabar gembira,bahwa ia masuk daftar nominasi di sekolahnya yang ikut sertifikasi,iapun mempersiapkan apa saja yang berkaitan dengan sertifikasi,mulai berkas-berkas dan segala sesuatu yang berkaitan dengan hal itu.Ia mulai disibukkan dengan serifikasi,mulai ke sekolahnya yang dulu tempat mengajar sampai surat tugas-surat tugas yang harus dilengkapi.Wajahnya mulai kelihatan ceria kembali.Disamping itu ia mulai mendapatkan pembantu baru mulai tanggal 10 Mei 2009 yang berasal dari desanya Embak Siti,eh... ternyata yang membantu Bu Arni tersebut juga bernama Siti.Anaknya cukup lumayan cakepnya mudah-mudahan ia betah tinggal dengan Bu Arni untuk menemani kesunyian yang selama ini menyelimutinya.

Pada tanggal 10 Mei 2009 pukul 13.00 siang telpon dirumahku berdering,ketika itu aku ada diluar rumah,yang mengangkat telpon tersebut adalah Hasan anakku yang kedua,ia memberitahukan kalau ada telpon dari Bu Sri,aku masuk rumah dan aku angkat gagang telpon ,ternyata yang telpon adalah Bu Mia teman kuliah,beliau memberitahukan kalau sudah sampai di rumahnya Bu Arni bersama Bu Rita.Memang kami sebelumnya ada janjian mengerjakan tugas bersama-sama,yaitu tugas IPA Biologi dan Analisis Puisi dari Bapak Mintohari dan Bapak Heru Subrata.akupun meluncur kerumahnya Bu Arni karena memang rumahnya tidak terlalu jauh dengan rumahku,disitu aku melihat Bu Rita Lusiana bersama dua anaknya dan suaminya.Sedangkan Bu Mia mengajak anak laki-lakinya yang berumur sekitar 12 tahun,sedang anak dari Bu Lusi masih kecil-kecil.Disitu kami mengerjakan tugas analisi puisi punya Bu Mia dan Bu Rita.Pada awalnya aku lihat Bu Arni yang mengetik di komputernya,akhirnya ia minta tolong aku yang mengetik.Akupun membantu mengetik punya Bu Mia dan Bu Rita dengan di dekte oleh putrinya Bu Arni Yaitu Si Yanti.Ia yang membacakanya sedang aku yang mengetik maka jadilah tugas yang kami kerjakan.

Sore itu kelihatan mendung,ketika kami lagi asyik mengerjakan tugas,hujanpun turun dengan lebatnya,sampai-sampai tiupan anginya masuk ke rumahnya Bu Arni.Di tempat itu kami oleh Bu Arni di belikan bokso,tapi si Yanti mengatakan tidak ada orang jualan di sekitar situ,maka aku sarankan apakah Yanti tahu tempatnya bokso Ronggolawe,Ia jawab tahu,maka iapun berangkat kesana,padahal hujan mulai turun.Dalam suasana hujan seperti itu suami dari Bu Rita tidak masuk kerumanya Bu Arni padahal sudah aku minta untuk masuk,tapi beliaunya malah duduk-duduk di teras toko punya Bu Yet depan rumah Bu Arni.Tak lama kemudian si Yanti datang dengan membawa beberapa bungkus bakso “Ronggolawe”,dan diambilkan beberapa mangkuk dan sendok,kami dipersilahkan menyantap hidangan tersebut.Aku masih asik dengan tugas mengetikku sedangkan Bu Mia,Bu Rita dan Bu Arni menikmati bakso yang telah ada di depan mata.

Kelihatannya hujan tak bisa diajak kompromi,angin semakin berhembus kencang,dan hujanpun semakin deras.putra dari Bu Rita mulai rewel mengajak pulang,ibunyapun mengatakan “Sebentar lagi ya.... nak,ibu lagi mengerjakan tugas”.Tak lama kemudian hujan mulai reda tapi guyurannya masih terasa.Pekerjaan sudah selesai tapi Bu Arni minta tolong diketikkan artikenya yang berkaitan dengan sertifikasi.Yaaaa...... aku ngetik lagi.Sedangkan anak dari Bu Rita semakin merengek minta pulang.Bu Arnipun bilang,”Bu Rita boleh pulang tapi Emak jangan dulu.....nunggu sampai Pak Yanni selesai”.Tak lama kemudian Bu Rita beserta keluarganya undur diri meskipun hujan masih gerimis.

Sementara aku lagi mengetik,Bu Mia ternyata juga minta pulang karena tugasnya sudah selesai,memang sih..... hari sudah sore, aku juga memakluminya karena rumah Bu Mia cukup jauh dari rumahnya Bu Arni,tepatnya di Sidoarjo,nanti kalau pulang terlambat,kuatir tidak mendapatkan kendaraan.Wah...wah.... kini tinggal aku yang ada dirumanya Bu Arni lagi menegtik,maunya supaya cepat Yanti hatus membacakan naskahnya,tapi si Yanti Lagi sholat jadi aku mengetik sendiri,Bu Arni mau sih membacakan tapi terlalu cepat mendektenya,ya.... aku jadi kuwalahan dalam mengetinya,maka aku minta Yanti saja yang membantunya.Bu Arnipun senyum sambil tertawa seringai.Dengan di pandu Yanti membacakan naskanya akhirnya apa yang diminta Bu Arni selesai. Akupun melanjukan dengan menyantap hidangan bokso yang ada,di sela-sela makan itu kami sempat ngobrol tentang sertifikasi,bahkan aku sempat melihat beberapa berkas punya Bu Arni, termasuk foto yang ada di salah satu piagam ketika ia masih bujang.Aku sempat berkomentar,”Lho....sama dengan siapa hayo.......?” tanyaku pada putrinya yang bernama Yanti.”Ini Yan ketika ibumu masih mudah...... cantik ndak.....?”,Yantipun menimpali dengan senyum.

Hari semakin sore,aku sendiri merasa kurang enak juga kalau berlama-lama di rumahnya Bu Arni, meskipun hari itu masih gerimis maka aku putuskan untuk pulang,akupun undur diri pada yang empunya rumah,Bu Arnipun bilang terima kasih ya....Pak.Ya sama-sama.Jawabku singkat.

Sampai di rumah aku ditanya sama istriku,”Pak apa sudah selesai tugasnya”,aku jawab “Sudah,bahkan aku di beri uang Rp 15.000,00 oleh Bu Mia”,”Hayo aku harus dapat bagian......” kata istriku sambil senyum.Maka iapun aku beri Rp 5000,00.Ternyata istriku masih mengoda aku dengan kata-katanya yang kadang menjengkelkan dan lucu.Sebenarnya dengan adanya tugas seperti tersebut diatas aku kebagian rezeki dari teman-teman yang menggunakan jasaku untuk mengirim email ke Pak Heru dosen Kajian Sastra. Kemarin dari Bu Supriayuni aku di beri Rp 25.000,00 ya... lumayan dapat beli bensin,sedang dari Bu Sunarsih diberi Rp 5000,00.Aku sendiri sebenarnya kurang enak juga denga teman-teman kalau sering di beri sesuatu atau apa,dikiranya aku komersil,aku ingin teman-teman dapat meyelesaikan tugas sendiri-sendiri sehingga tidak tergantung pada orang lain,tapi apa mau dikata usia mereka sudah berkepala empat,kesibukan mereka juga banyak,nah kalau mendapat tugas yang berkaitan dengan teknologi seperti ini yang mereka kesulitan,ternyata tidak semua teman mengusai teknologi tersebut.Bahkan yang namanya email saja mereka belum tahu,apalagi membuatnya,ya mau tidak mau harus minta bantuan dari orang yang mengusainya.

Hari itu hujan gerimis menguyur hampir seluruh Surabaya,padahal musim penghujan belum waktunya,tetapi fenomena alam ini terjadi,musim hujan terjadi bukan pada waktunya.Mendung selalu mengantung di kota Surabaya dalam beberapa hari ini seakan menyejukkan kota yang terkenal dengan panasnya ini,karena Surabaya merupakan kota terbesar ke dua di Indonesia yang terletak dekat dengan pantai sehingga penguapan laut sangat terasa panasnya. Suasana ini seakan memberi kesejukan tersendiri,melihat suhu politik Indonesia akhir-akhir ini semakin panas dengan semakin dekatnya PILPRES yang kemungkinan diadakan pada bulan Juni 2009. Para elit politik memasang strategi dan trik-trik yang jitu untuk mendulang suara sebanyak-banyaknya supaya pasangan Capres-Cawapres dari partainya dapat terpilih dalam Pemilu kali ini.Hal itu berbanding terbalik dengan kondisi masyarakat bawa yang semakin sulit ekonominya. Dengan turunnya hujan diluar perkiraan ini seakan meneduhkan suasana tersebut diatas.

Menjelang malam tiba aku terasa tak bisa memejamkan mata,entah apa yang menjadi beban pikiranku sehingga aku sendiri tak bisa berpaling dari bayang-bayang yang selalu ada di pelupuk mata,aku masih memikirkan temanku tersebut tentang getaran jiwa yang dia rasa,seakan aku melihat jauh kelubuk hatinya,padahal aku tak merasakan apa yang dia rasakan,cuma timbul ispirasi bagaimana seseorang yang dikhianati oleh orang yang dicintainya dari awal remaja sampai memasuki bahtera mengarungi samudra.Untuk itu aku tulis sebuak sajak dengan judul “ Getaran Jiwa “

GETARAN JIWA

HUJAN GEMERICIK MEMBASAHI PELATARAN JIWA

SAHDU TERDENGAR LANTUNAN HALILINTAR MENYAMBAR-NYAMBAR

JIWA SUNYI DALAM KESENDIRIAN

MENDUNG KELABU MENUTUP QOLBU

RONA-RONA KESEDIHAN TERPANCAR LEWAT MATA

DALAM KESENDIRIAN AKU TERMENUNG

HIDUP BUKAN SEKEDAR USIA ATAU NILAI ANGKA-ANGKA

SEKALI HIDUP HARUS BERMAKNA

NILAI IBADAH JADI TARUHANNYA

JIWA HARUS TEGAR DALAM DEKAPAN CINTA

CINTA ABADI DALAM DEKAPAN ILAHI

ANTARA AKU DAN DIA SEAKAN TAK PUNYA MAKNA

WALAU DALAM IKATAN KALIMAT YANG SUCI

KINI SEAKAN TAK BERARTI

SETELAH PENGHIANATAN DI PELUPUK MATA

HATI MEMBATU JIWA MERONA

ANTARA KASIH DAN CINTA

DALAM DEKAPAN RAGA

RAUT WAJAH AKAN BERMAKNA DALAM PANCARAN KALAM ILAHI

DUHAI CAHAYA HATI

AKANKAH SELAMANYA BEGINI

TIADAKAH SOLUSI ANTARA AKU DAN DIA

AKU ADALAH HAMBAMU

DALAM DEKAPAN CINTAMU

YANG MEMUJI KEAGUNGANMU

BERSUJUD DAN BERSIMPUH DIHADAPANMU

BERIBU DO’A TERUCAP SUDAH

AKANKAH INI TAK BERMAKNA

DUHAI RAJA DARI SEGALA RAJA

PENGUASA ALAM SEMESTA

AKANKAH PINTU MAAFMU TERTUTUP UNTUKKU

SETELAH AKU BERMUNAJAT DAN BERSIMPUH DIHADAPANMU

DALAM DEKAPAN MALAM AKU SELALU MEMOHON PADAMU

MENCARI RIDHOMU

DENGAN KEYAKINANKU

AKU TAK KAN BERPUTUS ASA DARIMU

WALAU BERIBU HALANGAN MENGHADANG

AKU SERAHKAN SEMUA KEPUTUSAN PADAMU

KARENA ENGKAULAH PEMILIKKU

TIADA KUASA AKU LARI DARIMU

JATUH BANGUN AKU MASIH DALAM NAUNGANMU

DUHAI ROB

DUHAI NUR

DUHAI KHOLIK

DUHAI ROHMAN

DUHAI ROHIM

DUHAI MALIKUL QUDUS

DUHAI YANG MEMILIKI JIWA-JIWA SUCI

TOLONGLAH DAKU

MENGATASI MASALAHKU

AGAR AKU DALAM DEKAPAN CINTAMU

SEPERTI ADAM DAN HAWA

SEPERTI YUSUF DAN ZULAIKHAH

SEPERTI MUHAMMAD DAN KHOTIJAH

SEPERTI ALI DAN FATIMAH

HIDUP AKAN LEBIH BERMAKNA LEWAT MUTIARA-MUTIARA YANG BERHARGA

KINI TINGGAL DIA HARAPANKU

SEMANGTKU

JIWAKU

KEKUATANKU

KARUNIAILAH MUTIARAKU DENGAN CINTAMU

TEBARKANKAN KASIH DALAM HATI

DUHAI PEMILIK JIWA

Hidup harus terus berlangsung selama hayat dikandung badan,semangat harus tetap menyala walau rintangan mengahadang di depan mata, aku yakin dengan usaha dan doa, apa saja yang merintangi pasti dapat kita lalui.Setelah beberapa hari di rumah Bu Arni ada seorang pembantu,tapi sayang itu hanya berlangsung hanya seminggu,setelah itu Embak Siti yang jadi menemani Bu Arni dan keluarganya pulang ke kampung halamannya karena tidak krasan di Surabaya ini. Hal ini belum aku tanyakan pada Bu Sri kenapa pembantunya minta pulang. Disamping itu,akhir-akhir ini dia sibuk menyusun berkas forto folio sertifikasi di rumah temannya,bahkan sampai pulang pagi sekitar pukul 03.00 WIB.

Tidak ada komentar:

KELAS 4A DIMASA PANDEMI

Kondisi pandemi yang hampir satu tahun ini menyebabkan pembelajaran dilakukan 100 % melalui daring. Anak-anak hanya bisa bertemu gurunya mel...