Minggu, 25 Desember 2011

Matahari 2011

Matahari 2011 tinggal sepenggal lagi
berapa tinta emas yang tertoreh di lembaran sejarah ini
mengukir relief-relief indah menghias negeri
yang tak kan terhapuskan oleh kerasnya zaman kini
ataukah bukan tinta emas tang tertoreh
kan tapi lembaran hitam kelabu anak negeri yang terdholimi
atau banyak terungkapnya kasus korupsi yang tak kunjung sepi
malah-malah makin manjadi-jadi
bak cendawan dimusin hujan, mati satu seribu bersemi

Matahari 2011 tinggal hitungan hari
apakah ini jadi intropeksi
bagi para pejabat pengelola negeri
tuk saling tak menyakiti
seperti kasus Mesuji
ataupun bentrokan di Bima antara rakyat dan Polisi
akankah ini berulang dan kembali
menghiasi lembaran sejarah ini

Matahari 2011 tinggal selangkah lagi
masihkah tangisan anak-anak dan bayi menghantam sunyi
diujung-ujung negeri kelaparan terjadi
sementara kasus century tak kunjung sepi
apakah ini negeri yang jadi idaman pemimpin kami
yang membangun negeri dengan darah, nyawa, harta dan nurani
inikah balasan penerus anak negeri
tinggal mengolah kan tapi dengan serakah ditelan mimpi

Matahari 2011 sudah dipelupuk mata
tapi tangisan ada dimana-mana
di Papua anak negeri minta merdeka
petani tembakau menghujat di jalan raya
di Mesuji rakyat menuntut haknya
di Pulau Padang ada petani berunjuk rasa
pakai menjahit mulut segala
tuk didengar aspirasinya
bahkan ada anak negeri yang membakar diri dengan rela
walau nyawa jadi taruhannya

Kan tapi semua dianggap sunyi........................
Sepi...................
hening......
tiada terjadi apa-apa....
seperti Matahari dengan berlahan menuju peraduannya
esok pagi menjelang lagi.

Tidak ada komentar:

KELAS 4A DIMASA PANDEMI

Kondisi pandemi yang hampir satu tahun ini menyebabkan pembelajaran dilakukan 100 % melalui daring. Anak-anak hanya bisa bertemu gurunya mel...