Selasa, 23 September 2008

Buku Harian

BUKU HARIAN,TANGGAL 14 JUNI 2007 SURABAYA

Pada tanggal 9 Juni 2007 Embok Jambles meninggal dunia pada pukul 03.00 pada hari Sabtu Paing.Beliau dirawat oleh embak Yuyun dan Emak Monah secara Nasrani.Oleh keluarga embok dimakamkan di pemakaman Wonokusumo,acara pemakaman itupun berdasarkan tradisi Nasrani ,dipimpin oleh Pendeta dari jamaahnya bapak Kastaman.Sedangkan orang kampung yang mengantarkan Jenasah beliau tidak terlalu banyak yaitu : Pak Sarwono.Lek Dono,Suaminya Embak Tutik dan beberapa orang yang lainnya.Keluarga dari paguyupan TulungAgungan juga ada beberapa yang hadir.
Disini peran saya tidak terlalu banyak,bahkan pada saat sakitnya Embok Jambles aku hanya menjengguk biasa, tidak merawat seperti yang dilakukan oleh Emak Monah,Embak Yuyun,Yono dan Gunawan.Aku hanya melihat saja.
Beliau dimakamkan pada pukul 12.45 siang hari,sehingga terasa terik matahari yang menyengat.Untungnya pada hari itu tidak turun hujan sehingga makamnya tidak banjir atau lahatnya keluar airnya.
Dari fihak saudara ada yang hadir setelah pemakaman,yaitu anak dari lek Kasih yang tinggal di Medakan Ayu,Bulek Tina dari Blitar,Lek Yan dari Tulung Agung,Lek Trima dari Tulung Agung,Embah Kina suami Embah Diso dan anak-ananya dari Tulung Agung.Supri,istri dan mertuanya juga datang.Ismail dan ibunya juga datang.Bulek Tia dan Lek Martin,Bulek Nanik dan Lek Har.
Ternyata Embok Jambles tutup usia pada usia 102 tahun,setelah embah Shinto yang di Blitar dua minggu sebelumnya juga meninggal dunia.kini satu persatu keluarga kami meninggal dunia yaitu Ibunya emak Monah Embah Jinah,Buyut Kutik,bapaknya Emak Monah Embah Suwondo dan Lek Suti adik dari Emak Monah.
Inna lillahi wa ina ilaihi rojiun ,Kullu nafsi daaikotul maut.

BUKU HARIAN TANGGAL 24 JANUARI 2008

Pada tanggal 24 Januari 2008 bertepatan dengan tanggal 15 Legi Bulan Sura 1429 H istriku mendapat telpon dari ayah dan beliau mengabarkan bahwa putri pertama dari sdr Wiya yang ada di Pacitan meninggal dunia karena demam berdarah .Innalillahi wa ina ilaihi rojiun.Anak tersebut bernama Khusna,ia masih duduk di kelas satu SD ,umurnya kira-kira 7 thn.
Setelah mendengar kabar tersebut aku langsung menelpon Pacitan dan ternyata memang benar kabar tersebut,tetapi yang menerima telpon tersebut orang tuanya Wiya sedangkan Wiya masih berada di rumah sakit mengurus jenasah putrinya.
Bertepatan dengan hal tersebut diatas putraku juga sakit dan kontrol di rumah sakit Dr.Soetomo ,rencananya setelah kontrol aku mau berangkat ke Pacitan ,akan tetapi putraku Husain harus mengamar di rumah sakit.Ini adalah untuk yang kedua kalinya Husain dirawat di rumah sakit tersebut.Jadi aku tidak bisa berangkat ke Pacitan dan aku sore harinya kira-kira jam 18.00 telpon lagi ke Pacitan dan yang menerima sdr Wiya sendiri,aku ucapkan rasa bela sungkawa dan aku mohon maaf karena tidak bisa datang ke Pacitan karena putraku sendiri sakit dan mengamar di rumah sakit. Dan aku titip salam untuk semua keluarganya,dan juga untuk ayah,yang ternyata belum sampai di Pacitan.
Ayah pada bulan Asura ini mengalami dua kejadian yang hampir bersamaan berkaitan dengan cucunya.Yang pertama cucunya yang di Pacitan meninggal dunia dan yang kedua cucunya Husain yang dari Surabaya sakit dan mengamar di rumah sakit.
Pada tanggal 25 Januari 2008 malam Ayah beserta rombongan keluarga Malang langsung datang ke rumah sakit Karang Menjangan ,beliau berangkat langsung dari Pacitan,kebetulan aku mau keluar beli soto dan melihat mobil plat N dari malang dan aku kejar ,ternyata memang rombongan Ayah,Ibu ,Mas Nuh.Choirul,Lut ,dan Mas Paat beserta keluarganya masing-masing,termasuk Ahmad.
Beliau setelah membesuk cucunya pada malam itu juga melanjutkan perjalanan pulang ke Malang.Akan tetapi perjalanannya agak terganggu karena mobil yang disewa oleh Lut mengalami kerusakan pada koplingnya,sehingga Choirul dan Lut berusaha untuk memperbaikinya,tapi ternyata tidak bisa dan mereka memutuskan perjalanan harus dilanjutkan malam itu juga.
Inilah kejadian yang aku alami pada bulan Asura 1429 H.semua itu pelajaran yang sangat berharga dari peristiwa yang menimpa Imam Al Husain a.s di Karbala.Semoga Allah S.W.T memberi kemudahan sesudah datangnya kesulitan ini. Allahuma Sholi ala Muhammad wa ali Muhammad.

Pada tanggal 26 Januari 2008 aku mendapat telpon dari Bapak Heri Purwanto Kepsek SD II kalau aku di tunjuk sebagai PBS Matematika mewakili Kec.Kenjeran.Kegiatan tersebut dilaksanakan di kota Batu ,Malang.Yaitu selama 5 hari mulai tanggal 28 Januari 2008 sampai 1 Pebruari 2008.Pada awalnya aku bimbang karena anakku Husain lagi sakit dan dirawat di rumah sakit karang menjangan sal III kamar 5 .Aku berunding dengan Istriku,Orang Tuaku dan Mertuaku yaitu Ayah Thohari,pada dasarnya beliau sejutu aku berangkat.
Pada hari Minggu tanggal 27 Januari 2008 pukul 10.00 pagi aku berangkat naik kereta api Malang Ekpres,Hasan anakku aku ajak,sedangkan Ali aku tinggal di rumah.Sampai di Malang kurang lebih pukul 13.00 WIB ,aku mampir dulu ke rumah Ayah untuk menitipkan Hasan,setelah itu aku ke Batu di antar oleh Ayah ke Hotel Kartika Wijaya,ternyata tempat itu tidak jauh dari rumahnya Lut Abdillah.Aku sempat mampir dua kali di rumah adik iparku tersebut karena pada malam harinya kegitan di hotel selesai.
Ternyata kegiatan tersebut adalah pelatihan T.O.T untuk bidang studi Matematika yang di ikuti oleh 40 orang binaan DBE 2 Propinsi Jawa Timur.Banyak sekali pengalaman yang aku dapatkan dalam pelatihan tersebut,mulai dari mengenal hakekat Matematika,cara mengajar Matematika di kelas awal,sampai melakukan pendampingan kepada guru yang akan mengajar Matematika .
Dalam kegiatan tersebut aku banyak berkenalan dengan teman-teman dari luar kota,dari Sidoarjo,Mojokerto,Tuban,Bangkalan,Pasuruan,dan beberapa kota lainya.Aku satu kamar dengan temanku dari Sedati Sidoarjo,Pak Bambang namanya,kami menempati kamar no.236.
Usai acara kami mendapat sertifikat dan uang transport yang cukup lumayan yaitu sebesar
Rp 1.264.000,00 ,uang itu dapat aku gunakan membayar ongkos rumah sakit anakku.Oh ..ya hal lain yang sangat berjasa adalah temanku MTT Kec.Kenjeran yaitu Bapak Saproni Guru Agama SIWED IV beliaulah yang mengusulkan aku untuk di berangkatkan di kegiatab tersebut.

Pada hari Sabtu tanggal 2 Pebruari 2008 aku mendapat telpon dari Bu Enok kalau pada tanggal tersebut di sekolahan jam 10.00 WIB akan diadakan acaran pisah kenal Kepala sekolah Yang Lama Bapak Suratno dan Komite Lama kepada Kepala Sekolah yang Baru Ibu Yamirah,jadinya aku setelah sampai di rumah langsung ke Sekolah mengikuti acara tersebut karena aku ditunjuk sebagai dokumentasi dan pembaca doa.

Catatan Harian :
Pada hari Minggu malam Senin, sekitar pukul 02.00 WIB di daerahku untuk pertama kali terjadi hujan yang cukup lumayan derasnya sehingga suasana terasa sejuk,kejadian ini terjadi pada tanggal 27 Nopember 2006.Padahal musim kemarau tahun ini terasa cukup panjang ,sehingga banyak orang merasa gerah.
Pada pagi harinya aku mengikuti acara work shop DBE II di hotel Majapahit ,workshop tersebut diselenggarakan oleh USAID,suatu lembaga swadaya masyarakat dari Amerika Serikat.Yang menjadi pengalamanku adalah baru pertama kali inilah aku masuk ke hotel yang menjadi legenda peristiwa perobekan bendera Belanda oleh arek-arek Surabaya.
Acara ini berlangsung selama tiga hari yaitu mulai tanggal 27-29 Nopember 2006.Banyak sekali pengalaman yang aku terima dari acara tersebut yang berkaitan dengan tugas aku sebagai guru,terutama dalam proses belajar mengajar.Disitu diajarkan bagaimana cara mengajar yang menyenangkan bagi anak didik dan anak didik dipandang tidak sebagai obyek tetapi sebagai subyek pendidikan,sehingga diharapankan kualitas pendikan semakin meningkat.
Ditempat itu pula aku berkenalan dengan pakar-pakar pendidikan dari UNESA dan Universitas Negeri Malang,tetapi, yang menjadi pertanyaan adalah apakah guru-guru yang mengikuti acara tersebut akan mengamalkan ilmunya di sekolah masing-masing,dan adakah kemauan dari para kepala sekolah untuk lebih transparan dalam rencana pengembangan sekolah serta mau melibatkan masyarakat umum demi kemajuan anak bangsa yang menjadi asset negara di masa yang akan datang.
Memang sungguh ironis kalau melihat kenyataan yang aku alami ini,aku melihat bahwa sesungguhnya di Indonesia ini banyak orang pandai,tapi mengapa negaraku ini menjadi Negara yang terpuruk,miskin dan menjadi Negara penghutang yang besar,mengapa negaraku yang merdeka dengan tetesan darah dan pengorbanan nyawa yang tidak sedikit ini serasa hilang jati dirinya sebagai bangsa pejuang ?.....................................................

Hari Selasa,28 Nopember 2006
Hari ini aku masih mendapat tugas workshop di hotel Mojopahit,kami dari SDN Bulak Banteng I-263 diwakili 5 orang yaitu Bpk Suratno sebagai Kepala Sekolah,Ibu Enok,Ibu Rohmah dan aku sendiri wakil dari guru,dan Bpk Edi sebagai wakil Komite Sekolah.
Yang mengikuti acara tersebut adalah 12 sekolahan yaitu 7 sekolah dari kecamatan Kenjeran dan 5 sekolah dari kecamatan Gubeng,dari Kenjeran yaitu SDN Bulak Banteng I,Bulak Banteng II,Sidotopo Wetan IV,Muhammadiyah 25,SD Al Iksan,SDLB Ayodya,Pecinta Damai.
Acara tersebut sangat interaktif sekali,karena semua peserta sangat aktif dengan pemandu yang aktif pula memberikan tugas-tugas yang harus diselasaikan oleh para peserta,kebetulan kelampok kami selesai lebih dulu sehingga kami diminta untuk tampil memaparkan hasil kerja kami di depan para peserta lainnya,kebetulan juga teman-teman menunjuk aku untuk maju memaparkan hasil kerja kami.
Kelompok lain juga secara bergiliran maju satu persatu untuk memaparkan hasil kerjanya masing-masing dan kelompak lain memberikan tanggapan atau bertanya hal yang kurang jelas,sehingga suasana menjadi hidup
Kalau hal tersebut diatas dapat berjalan di dalam proses pembelajaran di dalam kelas yang sesungguhnya maka saya yakin bahwa pendidikan di Indonesia akan mengalami perubahan paradigma yang sangat positif dan pendidikan di Indonesia akan mengalami lompatan yang sangat jauh ,tidak terpuruk seperti sekarang ini .Hal inilah yang menjadi impianku yaitu terjadinya sinergi antara pemerintah,guru dan masyarakat yang sadar akan pendidikan,karena dengan pendidikanlah masyarakat dapat maju,dengan pendidikanlah kebodohan dapat kita perangi,dengan pendidikanlah kita mendapatkan pencerahan.
Memang pendidikan adalah sebuah kata yang sederhana akan tetapi dalam penerapannya sangat sulit untuk dilaksanakan,karena pendidikan selalu mempunyai nilai positif yang tidak bisa berdiri sendiri unsur pelaku-pelaku pendidikan itu sendiri.
Aku ingat kata yang diucapkan oleh Bu Silfana salah satu penyaji yaitu biarkanlah orang lain tidak melakukan,asalkan kita sendiri mencoba untuk malakukannya.


Surabaya,20 Maret 2008
Hari ini satu persoalan dapat aku selesaikan meskipun terasa pahit sekali,yaitu kakakku akan punya gawe mantu putrinya yang benama Yayuk,kakakku rencananya akan meminjam uang padaku,padahal uang itu adalah uang tabungan murid-muridku.
Dalam persoalan tersebut diatas aku takut kalau terjadi permasalahan dikemudia hari,karena uang ang dipinjam sebesar lima juta rupiah,jadi aku putuskan untuk tidak meminjamkan uang tersebut,nah inilah yang menyebabkan rasa pahit mungkin bagi kakakku karena aku tidak memberi pinjaman padanya.
Pada malam itu aku utarakan isi hatiku,dan ternyata di rumah orang tuaku ada suami dari kakakku yaitu Pak Ali,memang kelihatanya Pak Ali agak kecewa dengan sikapku,tapi bagaimanapun juga aku harus punya sikap karena aku punya tanggung jawab pada banyak orang tua muridku,dan akhirnya satu persoalan selesai.
Malam itu malam Jum’at,kebetulan hujan rintik-rintik,setelah satu persoalan selesai ternyata datang lagi hamba Allah yaitu adikku Luluk.S yang datang ke rumah mengabarkan bahwa istrinya sakit masuk rumah sakit PHC Tanjung Perak Surabaya,ia juga mau pimjam uang sebesar lima ratus ribu atau satu juta rupiah untuk biaya rumah sakit istrinya,ya mau berkata apalagi aku ? ,aku memang tidak punya uang sebesar itu tapi langsung saja aku keluarkan dompet dan aku sadorkan uang seratus ribu rupiah untuk beli obat.
Ya inilah pelajaran hidup kadang kita tidak tahu kalau ada permasalan yang datangnya tidak kita sangka dan kita-kira dan kitapun tidak dapat mengelak dari permasahan tersebut.Inilah yang mungkin disebut dengan Ujian dari Allah SWT.
Ya Allah lindungilah kami beserta semua keluarga kami dari segala malapetaka dan bencana,hanya ridho-Mu yang kami pinta,amin ya rabbal alamin.
Bismilahirrohmanirohim
Allahumma Sholli ala Muhammadin wa ali Muhammad

Tanggal 29 Maret 2008
Pada hari itu aku shareing dengan Bu Ria dan Pak Samidi,beliau memberi masukan kepadaku serta saran dan kritik,justru inilah yang aku harapkan yaitu adanya keterbukaan dan bicara dari hati ke hati ,tidak ada rasa emosi ataupun sakit hati.
Pak Samidi memberi masukan kepadaku kenapa teman sejawat kurang suka pada diriku,menurut pak Samidi karena aku terlalu over ekting,misalnya saja dalam hal pemberian nilai pada putranya Pak Manto yang menjadi muridku,semestinya aku tidak boleh memberikan nilai 4 karena nilai 4 adalah nilai mati,contoh lainya yaitu ketika ada masalah antara aku dan Bu Rohma yaitu berkaitan dengan terjadinya pertengkaran antara muridku dengan muridnya Bu Rohma ,yang katanya aku memmanggil orang tua murid tersebut sehingga Bu Rohma bersitegang dengan wali murid tersebut.
Inilah pandangan-pandangan dari teman yang kurang terbuka dan ada rasa takut atau ada sesuatu yang terpendam dalam hati,tetapi diungkapkan pada orang lain yang tidak bersangkutan jadinya tidak menyelelesaikan masalah tapi justru terbentuk kelompok antar teman yang semakin kurang suka pada diriku,memang akhir-akhir ini kelihatan sikap dari teman-teman yang menunjukkan kurang bersahabat,indikator tersebut terlihat dari sikap mereka yang tidak mau atau membatasi diri ketika berbicara pada diriku,padahal kalau dibelakangku mereka membicarakan aku,ini adalah sikap kurang jentelman.Akan tetapi hal tersebut menurut Bu Ria diabaikan saja tidak perlu diambil hati,ya pendapat Bu Ria ada juga benarnya ada juga negatifnya.
Memang aku sendiri menyadari kalau aku kadang terlalu kaku,vokal dan kata-kataku yang tajam dengan intonasi yang tinggi dan tegas,inilah yang kadang kala menimbulkan kesan kurang baik pada orang lain atas sikapku tersebut.Aku sendiri pernah mendapat nasehat dari Bapak Heri kepala sekolah SD II ,bahwa aku kadang terlalu mengebu-gebu.Memang kadang aku menginginkan sesuatu yang idial padahal mustahil hal tersebut terjadi kalau antar person tidak ada rasa saling percaya,bahkan menganggap dirinya paling unggul dan tidak bisa menghargai pendapat orang lain.
Sekarang bagaimanakah solusi terbaik berkaitan dengan masalahku,apakah aku harus merubah sikapku ?,apakah aku mengikuti pola pikir dan pola kerja mereka ?,atau aku mengabaikan saja perilaku mereka terhadapku,atau aku harus berbaik hati terhadap mereka,inilah pertanyaan-pertanyaan yang menyelimuti hatiku.
Untuk sementara aku akan berdiam diri dan mengabaikan sikap mereka dan aku mencoba untuk mengalah terhadap sikap-sikap mereka,dan aku mencoba untuk bekerja sebaik-baiknya sesuai prosedur yang ada.

Surabaya,Sabtu 18 Mei 2008
Akhir-akhir ini aku merasa suasana kerja kurang sehat,dan kurang bersahabat dari beberapa teman sekantor,hal ini menjadi bahan instropeksi bagi diriku mengapa hal ini sampai terjadi ? mungkin perilakuku yang kurang berkenan menurut pandangan teman-temanku atau ada beberapa tindakanku yang dianggap menyakitkan hati mereka atau aku dianggap ancaman bagi kedudukan mereka.
Aku memang kurang rasa humornya seperti teman-teman yang lainnya,apalagi kalau menjurus ke hal-hal yang bersifat pelecehan,tetapi aku lebih sering berbicara yang serius dan berbicara terlalu vokal,mungkin hal inilah yang membuat risih mereka bila berhadapan dengan aku,yang paling menyolok adalah sikap dari pak Manto kalau aku ajak bicara terlalu sengol atau kurang enak jawabannya,tapi aku berusaha untuk diam tidak menanggapi pembicaraanya,menurut Bu Ria guru kelas IV A hal itu terjadi karena putranya pak Manto aku beri nilai 4 pada raport semester I pada pelajaran ketrampilan.Memang aku pernah dipanggil kepala sekolah Bu Yamirah berkaitan dengan hal tersebut di atas.Tapi aku punya alasan tersendiri berkaitan dengan pemberiaan nilai tersebut dan kepala sekolahpun dapat menerima alasanku tersebut,dan yang menjadi persoalan adalah mereka yang tidak senang dengan aku tidak mau menegurku secara langsung tetapi mereka selalu kasak-kusuk dibelakangku dan membicarakan aku kepada orang lain.
Inilah yang menjadi persoalanku sekarang ini,aku ingin sekolah tempatku maju punya visi kedepan ,memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada semua wali murid dibidang pendidikan,aku ingin anak didikku mempunyai rasa mandiri yang tinggi dan punya rasa tanggung jawab sehingga kelak mereka menjadi manusia yang handal dimasyarakat,bukan menjadi manusia pengecut,yang ingin mendapatkan hasil maksimal tanpa mau berusaha.Ini semua bisa terwujud bila ada kerja sama dengan orang tua masing-masing murid,terus terang aku tidak dapat bekerja sendiri.Disuatu instansi kita semua adalah satu Tim yang saling mendukung ,satu rasa,satu tujuan,satu visi untuk mendapatkan satu hasil yang maksimal.Nah kapan hal itu bisa terwujud ?..........
Aku sekarang tidak dapat mengadu pada siapa-siapa,sulit mendapatkan sahabat yang bisa berbagi nasehat, saling sharing mengenai problem teman,yang ada adalah saling ingin menjatuhkan,memang aku sendiri bukanlah manusia suci atau sok suci,aku sendiri pernah berbuat salah dan khilaf,ada pepatah tiada gading yang tak retak,sekarang aku hanya dapat menulis dan mengadu pada Allah SWT,serta berdoa mungkin ini salah satu ujian bagiku.
Dan yang paling kurang enak didengar adalah aku dikira selalu mencari muka di hadapan kepala sekolah,memang aku merasakan tidak semua sikap baik dari kita dapat dipahami oleh orang lain sebagai sikap yang baik pula,dalam berbuat dikira kita punya pamrih atau dianggap kita tidak tulus dalam mengerjakan suatu kebaikan.Inilah sulitnya dalan dunia pergaulan dengan orang-rang yang kurang menyukai kita,semua yang kita kerjakan dipandang serba salah.Kalau sudah begini apa tindakkanku yang tepat,tidak lain adalah diam dan bekerja sebaik-baiknya dan aku ingin membuat prestasi sebaik-baiknya bagi bangsa dan negaraku sebagai rasa pengabdianku sekaligus sebagai amanah dari Allah SWT untuk mendekatkan diri kepada-Nya.Ini yang ingin aku wujudkan.

Surabaya,3 Juni 2008
Waktu terus berjalan,tiada yang dapat menghentikan,persoalan hidup terus menghampiriku,satu selesai satunya lagi menyusul.Betul-betul suasana kerja yang aku alami ini kurang sehat,sekarang ini Pak Samidi seorang teman yang aku hormati ternyata sakit hati juga kepadaku,padahal persoalan yang terjadi adalah persoalan sepele yaitu ketika beliau tidak masuk kerja pada hari Sabtu ada muridnya yang bertengkar dan salah satu wali muridnya yaitu ibunya Gellen mengadu padaku tentang perkelahian anaknya,ya... aku terima pengaduannya dan nanti akan aku sampaikan pada guru kelasnya yaitu bapak Samidi.Sudah itu selesai.
Pada hari Senin,tanggal 2 Juni 2008 aku ketemu Pak Samidi dan aku hanya bicara kalau ketika beliau tidak masuk ada siswanya ada yang bertengkar,tetapi beliau tanggapanya kurang enak kepadaku,dikiranya aku ikut campur dalam masalah ini,padahal aku hanya sebagai penyampai aku tidak mau tahu dengan urusan orang lain,tapi Pak Samidi menganggapnya aku selalu ikut campur urusan orang lain.
Pada tanggal 3 Juni 2008 kejadian antara Pak Samidi dengan aku ternyata berlanjut yaitu ketika Bu Ria bertanya pada Pak Samidi :” Pak ,apa sudah bayaran ? “,Pak Samidi menjawabnya denga ketus,langsung saja secara sepontan aku angkat bicara,”Eh... Mengapa ya... orang sini ditanya baik- baik jawabnya kok kurang enak begini,padahal kalau di jawab : “ Belum Bu... “ kan sudah tidak ada masalah.oh..... Dunia cepat sekali berubah ,kemarin dulu beliau menasehati aku supaya tidak mudah marah e....h ,malah beliau sendiri yang sekarang marahan dengan aku.Aku sendiri tidak tahu mengapa jadi begini.
Aku menyadari sekarang ini ada beberapa teman sekantor yang sering membicarakan aku,entah yang dibicarakan aku sendiri tidak tau yang jelas adalah yang negatif tentangku,Sekarang aku menggunakan prinsip “ Biarlah anjing menggonggong,kafilah tetap berlalu “.Aku tidak perduli lagi denga semua gosip tentangku yang penting aku bekerja dengan baikAku tanamkan nilai-nilai moral untuk bekal bagi mereka di masa depan karena merekalah yang pegang kendali dimasa depan.Oh ya pada kejadian tersebut ada Bapak Ari Sunaryo guru Agama Islam kelas III & IV dan Bu Ria guru kelas IV A,merekalah yang jadi saksi siapakah yang bersikap kurang pantas.Waktu yang akan menjawabnya ,aku sendiri menyadari dengan sesadar-sadarnya bahwa aku banyak dosa dan kesalahan,mengapa aku harus repot-repot mengurusi persoalan orang lain,mengurusi diri sendiri saja sudah berat.
Sebenarnya dalam dunia kerja perlu kita bangun team work yang solid,sehingga tujuan kerja dapat tercapai,kerja tidak melulu kita isi dengan sendau gurau belaka,tetapi kerja sesuai dengan rencana yang telah kita tetapkan.Kelihatanya dalam bekerja kita kehilangan ruh atau semangat,kerja dianggap sebagai rutinitas belaka,kita hanya datang,mengajar,selesai terus pulang.Kalau hai tersebut yang terjadi maka sulit sekolahku akan maju dan berprestasi,tapi bagaimanapu aku tidak boleh putus asa menghadapi kenyataan ini aku harus tetap berusaha meraih prestasi sebaik-baiknya dan aku harus dapat menjaga lisanku,agar tidak menyinggung orang lain
Seberat apapun persoalan yang aku hadapi di kantor aku harus tetap tegar,waktu yang bakal menjawabnya,waktu yang akan mengobati luka perasaan ini,aku harus yakin dengan seyakin-yakinnya karena aku memiliki yang tidak mereka miliki,Iman dan Imam,ya Imam yang Ma’sum,beliaulah yang selalu memantau para pengikutnya,apalagi Shohibuzzaman,beliau yang selalu dinanti-nanti kehadirannya oleh para pengikutnya. Ya Imam ,al ghous.......,al ghous.........
Surabaya,16 Juni 2008

Tidak ada komentar:

KELAS 4A DIMASA PANDEMI

Kondisi pandemi yang hampir satu tahun ini menyebabkan pembelajaran dilakukan 100 % melalui daring. Anak-anak hanya bisa bertemu gurunya mel...