Senin, 20 Desember 2010

Ibu Nana Nay


Ibu Nana Nay lagi eksen di rumah, wah kelihatan cantik nih, ini yang bikin hati jadi deg degkan. Bu Nana Nay kalau sabar begini kelihatan Aoranya. semoga aja sabar terus dan baik hati sama suaminya. Sapa tahu rejekinya tambah buanyakkkkkkk................ dan dapat berangkat haji kayak Pak Haji Upin dan Ipin .

Dosenku

Beliau bernama Pak Budi, aku kenal beliau ketika pelatihan DBE 2 di hotel Kartika Kota Batu, beberpa tahun silam. Nak pada tahun 2010 ini beliau mengampu mata kuliah pendidikan Matematika 2 di semester 5. Ternyata dosen kalau mengajar serius banget.

Bu Dwi Asmara

Ini teman aku yang lagi serius kuliah ketika mendapat tugas mata kuliah Matematika, saking seriusnya ia tidak sadar kalau aku ambil gambarnya. Semoga cepat pintar ya buuuu.......

Rabu, 17 November 2010

Hari Raya Qurban 2010

Di Yayasan At Tathir Surabaya, Pak Tole dan Pak Ance sedang memotong kambing Qurban

Si Centil dari Pacitan


Iva dari Pacitan berkunjung ke rumahnya Husain di Surabaya, 6 Nopember 2010.

Berangkat Ke Tanah Suci 2010

Pada tanggal 6 Nopember 2010 Om Ilung dan Om Lut berada di Asrama Haji Surabaya untuk persipan berangkat ke tanah suci Mekah. Mereka berangkat bersama dengan Embah Thohari, Ibu Maryam dan istri mereka masing-masing. Semoga mereka jadi haji mabrur.

Kamis, 28 Oktober 2010

Ibu Menangis lagi

Untuk kesekian lagi ibu menangis
Terurai sudah air mata
Dari bencana ke bencana yang tak kunjung henti
Mulai banjir di ibu kota sampai Papua
Sekarang di Mentawai ada Stunami dan di Jogja meletusnya Merapi
Akankah ini disussul dengan becana lagi
Duhai Tuhanku, sesembahanku,junjunganku
Kemana ku harus berlindung kalau bukan kehadirat-Mu
Ibuku telah lama berurai air mata yang tak kunjung henti
Anak-anak Indonesia sudah lama berteduh di alam-Mu tanpa atap yang melindunginya
Akankah merekah sekolah di tenda-tenda
Akankah bereka berobat di barak-barak sperti ini
Duhai Tuhanku aku hanya memohon belas kasih dari Mu
Kalau Engkau menghukum anak bangsa ini
Hukumlah mereka yang paling bertanggungjawab terhadap negeri ini
Atau para koruptor yang tiada berbelas kasih pada negara ini
Itulah pintaku pada-Mu

Jumat, 01 Oktober 2010

Keluarga Tante Nia dari Pacitan

Untuk Kenang-kenangan Om Qudhori dari Pacitan berkenan mendampingi Om Ahmad dan Tante Anin.

PASUKAN DARI KEPUH Gg X MALANG


Kalau ini sih Pasukan dari Kepung Gg X, cakep-cakep bukan.

BOS LUT AND FAMILY

Kalau ini bos Lut dan keluarganya lagi mendampingi om Ahmad dan tante Anin. Ya hari-hari yang bahagia gitu........ semoga selamanya bahagia.

BOS ILUNG AND FAMILY


Nah ini lagi latihan baris berbaris,ya mumpung ada kesempatan dan mejeng gitu. Sedang gambar atas adalah om Ahmad lagi happy didampingi oleh Bos Ilung.

Rabu, 22 September 2010

Diskusi dengan calon mertua

Ini calon mertua dari Om Ahmad yang lagi dialog dengan Ayah Thohari. Sedang om Ahmad mendengarkan dengan seksama.

Selasa, 21 September 2010

3 Ibu Centil

Lagi siap-siap menghidangankan minuman, segarrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrr banget deh..... Bude Nana Nay, Tante Mimingggg dan Tante Aniiiiiiiiiiiiiiiiii

5 Ibu-Ibu Mejeng.

Ini Dia 5 ibu-ibu yang lagi mejeng setelah menyiapkan masakan untuk tamu istimewaaaaaaaa, yang sebentar lagi jadi saudaraaaaaa.Dari kanan adalah Bude Atik, Bude Nana Nay,Tante Nidaaan,Tante Aniiiiiii dan Tante Miminggggggggg.

Gadis Pujaan Om Ahmad.


Phota diatas yang pakai kaca mata itu calon dari Om Ahmad . Keren banget ya.....aaaaa. Sedang yang di bawa iani adalah Pak De Nuh dan pasukannya yang lagi kumpul-kumpul.

Senin, 06 September 2010

Romadhon

Ramodhon

Aromanu mewangi menawarkan aroma surga yang tak terkira
Setiap detikmu mempunyau nilai di sisi-Nya
Setiap malammu penuh dengah karunia yang tiada diduga
Setiap nafas hamba yang mejalankan ibadah puasa kan selalu diperhitungkannya

Duhai ramodhon kini engkau telah diujung hari
Akankah aku bersua dan bertemumu lagi di sepenggal usiaku yang menanti
Akankah kaki dan tangan tetap bermunajat memohon pada Ilahi
Akankah lidah masih dapat berujar menyebut asma Ya..... Rabbi

Romadhon.... engakau satu diantara dua belas bulan yang menjadi milik-Nya
Apakah aku dapat meraih kemulian yang telah kau tebarkan penuh dengan hikma
Duhai romadhon aku selalu bermunajat tuk selelu bersua denganmu di penghujung usia

Kamis, 19 Agustus 2010

SENYUMLAH...........

SENYUMLAH........


Kisah di bawah ini adalah kisah yang saya dapat dari milis alumni Jerman, atau warga Indonesia yg bermukim atau pernah bermukim di sana. Demikian layak untuk dibaca beberapa menit, dan direnungkan seumur hidup.



Saya adalah ibu dari tiga orang anak dan baru saja menyelesaikan kuliah saya. Kelas terakhir yang harus saya ambil adalah Sosiologi. Sang Dosen sangat inspiratif, dengan kualitas yang saya harapkan setiap orang memilikinya.



Tugas terakhir yang diberikan ke para siswanya diberi nama "Smiling." Seluruh siswa diminta untuk pergi keluar dan memberikan senyumnya kepada tiga orang asing yang ditemuinya dan mendokumentasikan reaksi mereka. Setelah itu setiap siswa diminta untuk mempresentasikan di depan kelas. Saya adalah seorang yang periang, mudah bersahabat dan selalu tersenyum pada setiap orang. Jadi, saya pikir, tugas ini sangatlah mudah.

Setelah menerima tugas tsb, saya bergegas menemui suami saya dan anak bungsu saya yang menunggu di taman di halaman kampus, untuk pergi ke restoran McDonald's yang berada di sekitar kampus. Pagi itu udaranya sangat dingin dan kering. Sewaktu suami saya akan masuk dalam antrian, saya menyela dan meminta agar dia saja yang menemani si Bungsu sambil mencari tempat duduk yang masih kosong.



Ketika saya sedang dalam antrian, menunggu untuk dilayani, mendadak setiap orang di sekitar kami bergerak menyingkir, dan bahkan orang yang semula antri di belakang saya ikut menyingkir keluar dari antrian.



Suatu perasaan panik menguasai diri saya, ketika berbalik dan melihat mengapa mereka semua pada menyingkir? Saat berbalik itulah saya membaui suatu "bau badan kotor" yang cukup menyengat, ternyata tepat di belakang saya berdiri dua orang lelaki tunawisma yang sangat dekil! Saya bingung, dan tidak mampu bergerak sama sekali.

Ketika saya menunduk, tanpa sengaja mata saya menatap laki-laki yang lebih pendek, yang berdiri lebih dekat dengan saya, dan ia sedang "tersenyum" ke arah saya. Lelaki ini bermata biru, sorot matanya tajam, tapi juga memancarkan kasih sayang. Ia menatap ke arah saya, seolah ia meminta agar saya dapat menerima 'kehadirannya' di tempat itu.

Ia menyapa "Good day!" sambil tetap tersenyum dan sembari menghitung beberapa koin yang disiapkan untuk membayar makanan yang akan dipesan. Secara spontan saya membalas senyumnya, dan seketika teringat oleh saya 'tugas' yang diberikan oleh dosen saya. Lelaki kedua sedang memainkan tangannya dengan gerakan aneh berdiri di belakang temannya.



Saya segera menyadari bahwa lelaki kedua itu menderita defisiensi mental, dan lelaki dengan mata biru itu adalah "penolong"nya. Saya merasa sangat prihatin setelah mengetahui bahwa ternyata dalam antrian itu kini hanya tinggal saya bersama mereka,dan kami bertiga tiba2 saja sudah sampai di depan counter.



Ketika wanita muda di counter menanyakan kepada saya apa yang ingin saya pesan, saya persilahkan kedua lelaki ini untuk memesan duluan. Lelaki bermata biru segera memesan "Kopi saja, satu cangkir Nona." Ternyata dari koin yang terkumpul hanya itulah yang mampu dibeli oleh mereka (sudah menjadi aturan di restoran disini, jika ingin duduk di dalam restoran dan menghangatkan tubuh, maka orang harus membeli sesuatu). Dan tampaknya kedua orang ini hanya ingin menghangatkan badan.



Tiba2 saja saya diserang oleh rasa iba yang membuat saya sempat terpaku beberapa saat, sambil mata saya mengikuti langkah mereka mencari tempat duduk yang jauh terpisah dari tamu2 lainnya, yang hampir semuanya sedang mengamati mereka...

Pada saat yang bersamaan, saya baru menyadari bahwa saat itu semua mata di restoran itu juga sedang tertuju ke diri saya, dan pasti juga melihat semua 'tindakan' saya.

Saya baru tersadar setelah petugas di counter itu menyapa saya untuk ketiga kalinya menanyakan apa yang ingin saya pesan. Saya tersenyum dan minta diberikan dua paket makan pagi (di luar pesanan saya) dalam nampan terpisah.



Setelah membayar semua pesanan, saya minta bantuan petugas lain yang ada di counter itu untuk mengantarkan nampan pesanan saya ke meja/tempat duduk suami dan anak saya. Sementara saya membawa nampan lainnya berjalan melingkari sudut ke arah meja yang telah dipilih kedua lelaki itu untuk beristirahat. Saya letakkan nampan berisi makanan itu di atas mejanya, dan meletakkan tangan saya di atas punggung telapak tangan dingin lelaki bemata biru itu, sambil saya berucap "makanan ini telah saya pesan untuk kalian berdua."



Kembali mata biru itu menatap dalam ke arah saya, kini mata itu mulai basah berkaca2 dan dia hanya mampu berkata "Terima kasih banyak, nyonya."



Saya mencoba tetap menguasai diri saya, sambil menepuk bahunya saya berkata "Sesungguhnya bukan saya yang melakukan ini untuk kalian,Tuhan juga berada di sekitar sini dan telah membisikkan sesuatu ke telinga saya untuk menyampaikan makanan ini kepada kalian."



Mendengar ucapan saya, si Mata Biru tidak kuasa menahan haru dan memeluk lelaki kedua sambil terisak-isak. Saat itu ingin sekali saya merengkuh kedua lelaki itu.

Saya sudah tidak dapat menahan tangis ketika saya berjalan meninggalkan mereka dan bergabung dengan suami dan anak saya, yang tidak jauh dari tempat duduk mereka. Ketika saya duduk suami saya mencoba meredakan tangis saya sambil tersenyum dan berkata "Sekarang saya tahu, kenapa Tuhan mengirimkan dirimu menjadi istriku, yang pasti, untuk memberikan 'keteduhan' bagi diriku dan anak2ku!"



Kami saling berpegangan tangan beberapa saat dan saat itu kami benar2 bersyukur dan menyadari, bahwa hanya karena 'bisikanNYA' lah kami telah mampu memanfaatkan 'kesempatan' untuk dapat berbuat sesuatu bagi orang lain yang sedang sangat membutuhkan.

Ketika kami sedang menyantap makanan, dimulai dari tamu yang akan meninggalkan restoran dan disusul oleh beberapa tamu lainnya, mereka satu persatu menghampiri meja kami, untuk sekedar ingin 'berjabat tangan' dengan kami. Salah satu di antaranya, seorang bapak, memegangi tangan saya, dan berucap "Tanganmu ini telah memberikan pelajaran yang mahal bagi kami semua yang berada disini, jika suatu saat saya diberi kesempatan olehNYA, saya akan lakukan seperti yang telah kamu contohkan tadi kepada kami."

Saya hanya bisa berucap "terimakasih" sambil tersenyum. Sebelum beranjak meninggalkan restoran saya sempatkan untuk melihat ke arah kedua lelaki itu, dan seolah ada 'magnit' yang menghubungkan bathin kami, mereka langsung menoleh ke arah kami sambil tersenyum, lalu melambai2kan tangannya ke arah kami. Dalam perjalanan pulang saya merenungkan kembali apa yang telah saya lakukan terhadap kedua orang tunawisma tadi, itu benar2 'tindakan' yang tidak pernah terpikir oleh saya.



Pengalaman hari itu menunjukkan kepada saya betapa 'kasih sayang' Tuhan itu sangat HANGAT dan INDAH sekali!



Saya kembali ke college, pada hari terakhir kuliah dengan 'cerita' ini di tangan saya. Saya menyerahkan 'paper' saya kepada dosen saya. Dan keesokan harinya, sebelum memulai kuliahnya saya dipanggil dosen saya ke depan kelas, ia melihat kepada saya dan berkata, "Bolehkah saya membagikan ceritamu ini kepada yang lain?" dengan senang hati saya mengiyakan.

Ketika akan memulai kuliahnya dia meminta perhatian dari kelas untuk membacakan paper saya. Ia mulai membaca, para siswapun mendengarkan dengan seksama cerita sang dosen, dan ruangan kuliah menjadi sunyi. Dengan cara dan gaya yang dimiliki sang dosen dalam membawakan ceritanya, membuat para siswa yang hadir di ruang kuliah itu seolah ikut melihat bagaimana sesungguhnya kejadian itu berlangsung, sehingga para siswi yang duduk di deretan belakang di dekat saya di antaranya datang memeluk saya untuk mengungkapkan perasaan harunya.

Di akhir pembacaan paper tersebut, sang dosen sengaja menutup ceritanya dengan mengutip salah satu kalimat yang saya tulis di akhir paper saya. "Tersenyumlah dengan 'HATImu', dan kau akan mengetahui betapa 'dahsyat' dampak yang ditimbulkan oleh senyummu itu."



Dengan caraNYA sendiri, Tuhan telah 'menggunakan' diri saya untuk menyentuh orang-orang yang ada di McDonald's, suamiku, anakku, guruku, dan setiap siswa yang menghadiri kuliah di malam terakhir saya sebagai mahasiswi. Saya lulus dengan 1 pelajaran terbesar yang tidak pernah saya dapatkan di bangku kuliah manapun, yaitu: "PENERIMAAN TANPA SYARAT."



Banyak cerita tentang kasih sayang yang ditulis untuk bisa diresapi oleh para pembacanya, namun bagi siapa saja yang sempat membaca dan memaknai cerita ini diharapkan dapat mengambil pelajaran bagaimana cara MENCINTAI SESAMA, DENGAN MEMANFAATKAN SEDIKIT HARTA-BENDA YANG KITA MILIKI, dan bukannya MENCINTAI HARTA-BENDA YANG BUKAN MILIK KITA, DENGAN MEMANFAATKAN SESAMA!



Jika anda berpikir bahwa cerita ini telah menyentuh hati anda, teruskan cerita ini kepada orang2 terdekat anda. Disini ada 'malaikat' yang akan menyertai anda, agar setidaknya orang yang membaca cerita ini akan tergerak hatinya untuk bisa berbuat sesuatu (sekecil apapun) bagi sesama yang sedang membutuhkan uluran tangannya!

Orang bijak mengatakan: Banyak orang yang datang dan pergi dari kehidupanmu, tetapi hanya 'sahabat yang bijak' yang akan meninggalkan JEJAK di dalam hatimu.



Untuk berinteraksi dengan dirimu, gunakan nalarmu. Tetapi untuk berinteraksi dengan orang lain, gunakan HATImu! Orang yang kehilangan uang, akan kehilangan banyak, orang yang kehilangan teman, akan kehilangan lebih banyak! Tapi orang yang kehilangan keyakinan, akan kehilangan semuanya! Tuhan menjamin akan memberikan kepada setiap hewan makanan bagi mereka, tetapi DIA tidak melemparkan makanan itu ke dalam sarang mereka, hewan itu tetap harus BERIKHTIAR untuk bisa mendapatkannya.

Orang-orang muda yang 'cantik' adalah hasil kerja alam, tetapi orang-orang tua yang 'cantik' adalah hasil karya seni. Belajarlah dari PENGALAMAN MEREKA, karena engkau tidak dapat hidup cukup lama untuk bisa mendapatkan semua itu dari pengalaman dirimu sendiri

Rabu, 18 Agustus 2010

Arti dari sebuah Kemerdekaan

Merdeka, adalah sebuah kata indah penuh dengan pesona,menarik semua insan untuk menyatakan atau mengatualisasikan dalam kehidupannya. Merdeka sesungguhnya adalah seperti yang telah dicontohkan oleh para ambiya' dalam membebaskan umatnya dari semua bentuk penindasan tiran ataupun keserakan duniawi. Para ambiya' menorehkan tinta emas dalam sejarah, bagaimana Musa a.s membebaskan kaum Yahudi dari penindasan Firaun di Mesir. Isa a.s membebaskan kaum nasrani dari raja Herodes yang kejam. dan Sang penutup ambiya' yaitu Muhammad Rasulullah sang pembebas sejati bagi umat manusia di seluruh penjuru dunia yaitu bebbas dari kebodohan. karena kebodohan itulah akar permasalan dalam upaya membangun dunia yang dicita-citakan.

Semoga kita merdeka dari semua yang membelenggu kita selama ini. rakyat merdeka dari rasa takut dan miskin.

Jumat, 30 Juli 2010

Ulah si Burung Parkit

Nyanyian-nyanyian parkit menghentakkan burung gagak yang bersarang disangkar yang besar
Ketika si Parkit menorehkan tinta di atas sarang gagak
Sang gagak tersinggung dengan ulah sang parkit
Ada gagak yang suaranya parau berkicau bahwa sang parkit mencari perhatian
Sang gagak lainnya berkicau bahwa si Parkit perlu dihukum dengan hukum rimba yang berlaku
Komentarpun saling bersautan bak simponi gagak yang suaranya semakin kacau
Si parkit berdalih , hai gagak-gagak yang menjadi wakil para burung di rimba belantara
Apa yang kau suarakan di sangkar yang besar itu ?
Kau sering bolos dalam sidang yang membahas nasib para penghuni hutan rimba yang semakin kesulitan di era globalisasi ini ,
Kasus Lumbung Centuri yang uangnya di curi para tikus kenapa kini terabaikan,
Kasus meledaknya bom molotof 3 kg kenapa terabaikan
Kasus anak tikus yang menjadi makelar kasus kenapa masuk keranjang sampah pengadilan
Kasus babi ngepet versi majalah tempo juga kurang mendapat perhatian
Sang gagakpun semakin meradang dengan kicauan si parkit
Tapi tak semua Gagak penghuni sarang besar tempat sidang tersinggung dengan ulah si parkit
Ada juga gaga-gagak yang punya hatinurani dan memberi respon positif terhadap ulah si parkit


Minggu, 04 Juli 2010

Lunglai Dalam Dekapan

Lunglai dalam dekapan
Darah mengalir lemah
Bibir bergetar tak bisa bicara
Apa sudah mau dikata
Sistem sudah mencengkeram erat
Bak gurita raksasa
Siapa bicara dia yang binasa
Pada siapa lagi kita bicara
Mulut terkunci rapat
Tangan-tangan terkekang erat
Kaki terbelunggu kaku
Aku lunglai dalam dekapan ibu
Ibu pertiwi kini sepi
Sepi dari pekikan sang orator
Tuk menuntut keadilan
Hukum carut marut
Sak penegak sok tersinggung
Hanya dengan karikatur seakan tersungkur
Tangkap sana tangkap sini
Masalah inti jadi tak terurusi
Perusak moral jadi tontonan
Bahkan dijengguk bak pahlawan
Ibu pertiwi kini tak berarti
Aku lunglai dalam dekapan

Rabu, 30 Juni 2010

PengalamanTeman

Jalan terjal ataupun aral melintang pasti ada dalam setiap perjalanan sang musafir,onak dan duri pastilah ada dalan setiap kehidupan.Pahit getir,kelam ataupun buram pastilah ada tanpa kecuali dalam setiap kehidupan. Kini saatnya untuk berkaca diri apa sebenarnya yang kita cari.Ini kisah seorang teman yang mengalami permasalahan hidup kitika ia harus hidup sengel parent. Ia putuskan untuk menjadi orang tua tunggal saat anak-anaknya mulai tumbuh remaja. Tentu saja sebuah keputusan harus menerima konsekvebsi yang harus ditanggung. Itu seharusnya yang sudah dipikirkan jauh hari sebelum permasalahan lain muncul secara tak terduga.

Kini sudah berlangsung dan berlalu seiring perjalanan waktu, dan masalah-masalah baru akan terus bermunculan tak terduga. Tinggal kita mau tidak untuk berkaca diri, sebenarnya apa yang sedang terjadi.

Apa yang terjadi disekitar kita menjadi sebuah inspirasi untuk perenungan dan menjadi bahan yang terbaik untuk memperbaiki diri.Ada sebuah firman dalam kitab suci bahwa "Apa-apa yang telah diciptakan oleh Allah S.W.T tidak ada yang sia-sia". Hal ini menunjukkan bahwa apa yang terjadi didunia ini pasti ada hikma dan manfaatnya,tinggal kita mau tidak mengambil hikma yang ada,atau bahkan kita mengabaikan semua itu.

Merujuk dari pengalam teman tersebut kalau kita lihat secara kasat mata memang sangat ironis,ia seorang guru akan tetapi ternyata putranya tidak naik kelas bukan karena kebodohan anak,akan tetapi karena sang anak butuh perhatian yang lebih dari orang tua. Disatu sisi teman tersebut harus membanting tulang memenuhi semua kebutuhan rumah tangganya karena ia seorang diri dalam mengarungi kehidupannya.

Dari seorang ibu yang sok karena mengalami peristiwa semacam itu, ia butuh seseorang untuk membantu menyelesaikan permasalahan tersebut, untungnya ia punya saudara yang peduli terhadanya,sehingga ia merasa lega dapat mengatasi permasalahan tersebut,dan permasalahan tersebut menjadi pelajaran yang berharga bagi kita semua.

Kebekuan Diri

Derai airmata menghujam luka
Luka perih,pedih seorang bunda
Tak tahu harus berkata apa
Tatkala buah hati menusuk dada

Senyum kini hilang sirna
Berganti dengan uraian air mata
Sakit tiada terkira
Seakan hidup tak punya makna

Pada siapa bunda harus bertanya
Berkata ataupun berkeluh kesah adanya
Gejolak dada seakan pecah merana
Meledak menantang dunia

Wahai dunia yang muram durja
Apa gerangan salah bunda
Tiadakah hati terketuk disana
Tuk melihat tertesan air mata

Tiadakah berarti bunda selama ini
Berjuang sendiri dalam pencarian hati
Hati yang hampir mati oleh kebekuan diri
Seakan tangisan buah hati tiada arti

Duhai buah hati jadi sandaran diri
Tuk mereguk manisnya dunia ini
Tiadakah kau rasakan ini
Belai kasih sayang bunda sendiri

Jumat, 25 Juni 2010

Kujemput Takdirku II

Peluh keringat mengucur
Terik Matahari panas menyengat
Debu-debu jalanan berterbangan
Hiruk pikuk suara saling bersautan

Pekikan suara lantang menantang
Menjerit beradu cari perhatian
Aku mencari diriku
Dalam derasnya dunia

Kilatan petir menyambar-nyambar
Menambah nuansa kegetiran
Aroma persaingan kian nyata
Tuk mencium aromanya dunia

Duhai dunia seberapa besar harga yang kau tawarkan
Tuk merayu pecintamu
Tak peduli gelap ataupun terang
Semua mencarimu

Tapi kulihat diujung sana
Ada seberkas cahaya
Dari padang gersang gurun sahara
Terpancar cahaya pelipur dahaga

Lewat tembang-tembang ilahi
Menyejukkan qolbu yang sepi
Kujemput takdirku disana
Walau sungguh bersusah payah adanya

Selasa, 22 Juni 2010

Kujemput Takdirku

Suara tangis membelah bumi ketika ku lahir
Senyum bunda menyambut dengan manis
Dunia kurekuh dengan segenap jiwa
Mulai merangkak sampai berlari-lari
Kutapaki perjalanan hidup ini
Dengan segenap problematikanya

Kudaki tangga-tangga kehidupan
Satu persatu,tahap demi tahap,walau jatuh bangun kan kuteruskan
Cucuran keringat,air mata senantiasa mengiringi
Walau hati pedih dan perih silih berganti

Ingin kujemput takdirku kemana arahnya
Kucoba dengan pintu ilmu yang kupunya
Tapi aku belum kuasa meraihnya
Ku jalani hidup ini bagaikan air mengalir
Mana yang ada itu yang kuterima
Mulai dari petugas kebersihan dijalan raya sampai menjajakan barang kemana-mana
Kucoba melanglang buana sampai ke pulau andalas
Kantapi aku kandas di belantara ibu kota
Aku terlalu renta tuk bertahan disana
Penuh denganin trik dan aroma yan tak kusuka
Kucari takdirku yang lain
Ku kembali kekotaku
Menjadi seorang guru
Mencoba mengamalkan ilmu
Yang kudapat dari bangku sekolahku
Kumulai menemukan apa yang kucari
Walau dengan cara mendaki bahkan berjalan kaki

Kujemput takdirku
Tuk menemukan siapa aku
Walau susah sungguh
Kan kucari sampai waktuku

Rabu, 16 Juni 2010

Sang Waktu

Sang Waktu
sang waktu kan pasti berlalu
tiada terkejar,tiada ditunggu
badan letih,wajah termangu
hentakan kaki jalan berliku
arah mana yang kan dituju
haruslah pasti dan menentu

wahai bisikan hati nan kaku
tiadakah kau tersipu
ataupun terbujuk rayu
oleh dunia nan ayu

akankah kau bertengger pada masa lalu
padahal itu jauh dibelakangmu
akankah kau mengejar sang waktu
dengan merangkak ataupun melaju

duhai sang waktu
kau berharga bagi yang dapat menyatu

Selasa, 01 Juni 2010

Sandaran Jiwa

Bening mata berkaca-kaca
Untaian kata mengalir lewat bahasa
isi hati bergejolak mengelora
Semua tumpah ruah
Lega dada hati punya jiwa
Beban terasa ringan
Kata hati ada yang mendengar
Tak terasa air mata meleleh
Menggambarkan jiwa yang renta
Cari tonggak pegangan pada siapa
Salah pegang jiwa merana
Ini urusan bukan manusia semata
Kan tapi berbalas sampai disana
Keluh kesah tiada guna
Tanpa sandaran pada Yang Kuasa
Hati merintih seakan sirna
Tanpa tautan hati pada Sang Maula
Hati pedih duka dan lara
Karna jauh dari ajaran yang mulia
Kini saatnya kembali pada pangkuan bunda
Tuk mengadu apa adanya
sandaran jiwa pastilah ada
Tanpa itu semua terasa hampa



Minggu, 30 Mei 2010

Damai

Kabut tersapu angin
Hitam awan jadi hilang
wajah rembulan menampaknya wajahnya
Bersih tanpa noda
Malam jadi ceria
bocah-bocah kecil riang gembira
bercanda diterangi renbulan dan bintang
senyum seringai memancar diraut wajah yang sempurna
Gelak tawa hati mempesona
Bulan dan bintang kini tiada kelam
karena Sang angin menyirnakan kabut malam
Hari-hari kian terasa punya makna
Ditemani desiran angin lembut
Damai terasa di hati

Kamis, 29 April 2010

SANDARAN

Hati Tertikam belati tajam
onak dan duri menembus hati
kerikil tajam menghadang
kata indah jadi fitnah
wajah merona muram durja
akankah kita berhenti berjalan ?
karna halang rintang menghadang
akankah kaki berhenti melangkah
karna ketika kaki melepuh
duhai kehidupan yang penuh berkah
sampai disini sajakah aku melangkah
tiadakah sambutan masa depan nan indah
sementara dijalan-jalan kian banyak orang berjuang
tanpa peduli aral melintang
walau rasa malu ada di muka
hilang diri dan raga
kan tapi iman didada sentiasa di jaga
duhai hidup yang punya makna
seribu kata hilang sirna
kalau lidah tak bisa dipercaya
Muhammad s.a.w medapat gelar al amin
karna dia memegang amanah
walau yahudi maupun nasrani yang menitipkannya
Muhammad s.a.w jadi suritauladan karna tak perna berkeluh kesah
Duhai jiwa yang diberkahi
akankah putus asa menantang dunia
sandaran sudah kita punya
tatap mata tajam bagaikan elang
sambut dekapan dunua walau beraromakan fitnah dan petaka
kan pasti Sang Pencipta tak kan pernah terlena



Senin, 12 April 2010

Asa

Pahit,getir,anyir harus kutelan
walau merasa sesak didada
menyengat di hidung
melengking di telinga
mengaburkan mata
apa mau dikata,semua itu harus kutelan dalam-dalam
rasa pahit semoga jadi obat hati yang teriris
rasa getir di lidah, jadi pelipur lara di dada
rasa anyir di hidung , jadi aroma di qolbu yang duka
ku coba tuk bertahan menghadapinya
ku coba tuk menganggap tak ada apa-apa
ku coba tuk membuang pikiran yang mudah terlena
kan tapi ku yakin Tuhan tak kan diam
seribu bahasa-seribu kata seakan tak bermakna
hanya Yang kuasa yang tahu akan segalanya
aku ingin menatap ke depan
mengerjakan apa yang bisa aku kerjakan
biarkan semua orang menganggap ku tak ada
biarkan semua orang menganggap ku tak punya arti
biarkan semua orang menganggap ku tak bermakna
kan pasti, ku ingin menorehkan tinta emas di lembaran sejarah

Jumat, 19 Maret 2010

Ikut Pelatihan TOT Pakem Di Batu

Ini adalah kegiatan TOT yang diadakan di Batu ,tepatnya di hotel Kartika Wijaya.Kami dari SDN Bulak banteng I-263 ada dua orang yaitu Aku sendiri dan Bapak Nardi yang duduk di belakangku pakai kaca mata,disamping Pak Nardi adalah ibu pengawas Ibu Baisah dan Ibu Yuniar,sebelahnya lagi adalah Bapak Mugodar dari PAI Kenjeran

Jumat, 05 Maret 2010

Perkuliahan Semester 4 Tahun 2010

Tanggal 5 Maret 2010 perkulihan semester 4 dimulai.Hari itu kami langsung mendapat perkulihan untuk mata kuliah Bimbingan belajar yang di ampu oleh Bapak Hadi,beliau dosen yang baru kami kenal,karena baru kali inilah beliau mengajar meskipun beliau sudah 25 tahun menjadi dosen di FIP UNESA.

Pertama kali beliau memperkenalkan diri dan melanjutkan dengan silabus yang akan diajarkan pada perkuliahan semester 4 ini. Ternyta pada awal perkulihan ini beliau sangan menarik sekali karena menampilkan beberapa macam test untuk megetahui paemasalahan yang dihadapi oleh anak didik kita,ya semacam psykotest kalau orang dewasa alami.

Beliau menampilkan beberapa gambar yang menimbulkan beberapa persepsi,semakin jauh persepsi dengan gambar yang dimaksud maka semakin jauh pula penyimpangan yang dialami oleh anak didik kita,disamping itu beliau memberi contoh kasus-kasus yang pernah dialaminya selama menjadi dosen. Sungguh sangat menarik sekali mata kuliah ini.

Pada jam ke dua mata kuliah dilanjutkan oleh Bapak Goris yang mengampu mata kuliah PKn Kelas lanjut. Sedang untuk Bu Asri beliau tidak dapat hadir karena sakit.


Selasa, 09 Februari 2010

Melepas Ketegangan Setelah UAS


Pak Hery Asmadji,Bu Sri Minarni,Bu Sri Winarti dan Bu Malikhah melepas ketegangan setelah mengerjakan UAS Matematika yang bikin kepala penat.Mereka duduk di depan kelas sambil eksen diambil gambarnya oleh juru foto tidak profesional.mereka seyum seringai sambil bergurau dengan teman yang lainnya.

Foto KMD Lainnya

Kalau ini adalah beberapa eksen ibu-ibu yang mengikuti KMD.









Persipan mau pulang dari KMD



Geng Pramuka yang didampingi oleh pembina Pramuka dari Kwarcap Gresik.Teman-teman Unesa lagi eksen penuh percaya diri tampil didepan kamera,padahal sebelumnya mereka lelah setelah mengikuti kegiatan tersebut.

Saat Ulangan UAS Di Moestopo

Aku dan Pak Hery Asmaji sedang menyelesaikan tugas UAS semester III,termasuk teman-teman yang lainnya.

Kegiatan KMD Di Pacet Mojokerto

Ini teman-teman kelas A Moestopo yang mengikuti kegiatan KMD di Pacet Mojokerto.

KELAS 4A DIMASA PANDEMI

Kondisi pandemi yang hampir satu tahun ini menyebabkan pembelajaran dilakukan 100 % melalui daring. Anak-anak hanya bisa bertemu gurunya mel...