
Kami mencoba posting yang berkaitan dengan dunia pendidikan dan sastra terutama cerpen,novel,puisi dan lainya.
Senin, 20 Desember 2010
Ibu Nana Nay

Rabu, 17 November 2010
Berangkat Ke Tanah Suci 2010
Kamis, 28 Oktober 2010
Ibu Menangis lagi
Terurai sudah air mata
Dari bencana ke bencana yang tak kunjung henti
Mulai banjir di ibu kota sampai Papua
Sekarang di Mentawai ada Stunami dan di Jogja meletusnya Merapi
Akankah ini disussul dengan becana lagi
Duhai Tuhanku, sesembahanku,junjunganku
Kemana ku harus berlindung kalau bukan kehadirat-Mu
Ibuku telah lama berurai air mata yang tak kunjung henti
Anak-anak Indonesia sudah lama berteduh di alam-Mu tanpa atap yang melindunginya
Akankah merekah sekolah di tenda-tenda
Akankah bereka berobat di barak-barak sperti ini
Duhai Tuhanku aku hanya memohon belas kasih dari Mu
Kalau Engkau menghukum anak bangsa ini
Hukumlah mereka yang paling bertanggungjawab terhadap negeri ini
Atau para koruptor yang tiada berbelas kasih pada negara ini
Itulah pintaku pada-Mu
Jumat, 01 Oktober 2010
BOS LUT AND FAMILY
BOS ILUNG AND FAMILY
Senin, 27 September 2010
Rabu, 22 September 2010
Diskusi dengan calon mertua
Selasa, 21 September 2010
3 Ibu Centil
5 Ibu-Ibu Mejeng.
Gadis Pujaan Om Ahmad.
Senin, 06 September 2010
Romadhon
Setiap malammu penuh dengah karunia yang tiada diduga
Setiap nafas hamba yang mejalankan ibadah puasa kan selalu diperhitungkannya
Duhai ramodhon kini engkau telah diujung hari
Akankah aku bersua dan bertemumu lagi di sepenggal usiaku yang menanti
Akankah kaki dan tangan tetap bermunajat memohon pada Ilahi
Akankah lidah masih dapat berujar menyebut asma Ya..... Rabbi
Romadhon.... engakau satu diantara dua belas bulan yang menjadi milik-Nya
Apakah aku dapat meraih kemulian yang telah kau tebarkan penuh dengan hikma
Duhai romadhon aku selalu bermunajat tuk selelu bersua denganmu di penghujung usia
Kamis, 19 Agustus 2010
SENYUMLAH...........
SENYUMLAH........
Kisah di bawah ini adalah kisah yang saya dapat dari milis alumni Jerman, atau warga
Saya adalah ibu dari tiga orang anak dan baru saja menyelesaikan kuliah saya. Kelas terakhir yang harus saya ambil adalah Sosiologi. Sang Dosen sangat inspiratif, dengan kualitas yang saya harapkan setiap orang memilikinya.
Tugas terakhir yang diberikan ke para siswanya diberi nama "Smiling." Seluruh siswa diminta untuk pergi keluar dan memberikan senyumnya kepada tiga orang asing yang ditemuinya dan mendokumentasikan reaksi mereka. Setelah itu setiap siswa diminta untuk mempresentasikan di depan kelas. Saya adalah seorang yang periang, mudah bersahabat dan selalu tersenyum pada setiap orang. Jadi, saya pikir, tugas ini sangatlah mudah.
Setelah menerima tugas tsb, saya bergegas menemui suami saya dan anak bungsu saya yang menunggu di taman di halaman kampus, untuk pergi ke restoran McDonald's yang berada di sekitar kampus. Pagi itu udaranya sangat dingin dan kering. Sewaktu suami saya akan masuk dalam antrian, saya menyela dan meminta agar dia saja yang menemani si Bungsu sambil mencari tempat duduk yang masih kosong.
Ketika saya sedang dalam antrian, menunggu untuk dilayani, mendadak setiap orang di sekitar kami bergerak menyingkir, dan bahkan orang yang semula antri di belakang saya ikut menyingkir keluar dari antrian.
Suatu perasaan panik menguasai diri saya, ketika berbalik dan melihat mengapa mereka semua pada menyingkir? Saat berbalik itulah saya membaui suatu "bau badan kotor" yang cukup menyengat, ternyata tepat di belakang saya berdiri dua orang lelaki tunawisma yang sangat dekil! Saya bingung, dan tidak mampu bergerak sama sekali.
Ketika saya menunduk, tanpa sengaja mata saya menatap laki-laki yang lebih pendek, yang berdiri lebih dekat dengan saya, dan ia sedang "tersenyum" ke arah saya. Lelaki ini bermata biru, sorot matanya tajam, tapi juga memancarkan kasih sayang. Ia menatap ke arah saya, seolah ia meminta agar saya dapat menerima 'kehadirannya' di tempat itu.
Ia menyapa "Good day!" sambil tetap tersenyum dan sembari menghitung beberapa koin yang disiapkan untuk membayar makanan yang akan dipesan. Secara spontan saya membalas senyumnya, dan seketika teringat oleh saya 'tugas' yang diberikan oleh dosen saya. Lelaki kedua sedang memainkan tangannya dengan gerakan aneh berdiri di belakang temannya.
Saya segera menyadari bahwa lelaki kedua itu menderita defisiensi mental, dan lelaki dengan mata biru itu adalah "penolong"nya. Saya merasa sangat prihatin setelah mengetahui bahwa ternyata dalam antrian itu kini hanya tinggal saya bersama mereka,dan kami bertiga tiba2 saja sudah sampai di depan counter.
Ketika wanita muda di counter menanyakan kepada saya apa yang ingin saya pesan, saya persilahkan kedua lelaki ini untuk memesan duluan. Lelaki bermata biru segera memesan "Kopi saja, satu cangkir Nona." Ternyata dari koin yang terkumpul hanya itulah yang mampu dibeli oleh mereka (sudah menjadi aturan di restoran disini, jika ingin duduk di dalam restoran dan menghangatkan tubuh, maka orang harus membeli sesuatu). Dan tampaknya kedua orang ini hanya ingin menghangatkan badan.
Tiba2 saja saya diserang oleh rasa iba yang membuat saya sempat terpaku beberapa saat, sambil mata saya mengikuti langkah mereka mencari tempat duduk yang jauh terpisah dari tamu2 lainnya, yang hampir semuanya sedang mengamati mereka...
Pada saat yang bersamaan, saya baru menyadari bahwa saat itu semua mata di restoran itu juga sedang tertuju ke diri saya, dan pasti juga melihat semua 'tindakan' saya.
Saya baru tersadar setelah petugas di counter itu menyapa saya untuk ketiga kalinya menanyakan apa yang ingin saya pesan. Saya tersenyum dan minta diberikan dua paket makan pagi (di luar pesanan saya) dalam nampan terpisah.
Setelah membayar semua pesanan, saya minta bantuan petugas lain yang ada di counter itu untuk mengantarkan nampan pesanan saya ke meja/tempat duduk suami dan anak saya. Sementara saya membawa nampan lainnya berjalan melingkari sudut ke arah meja yang telah dipilih kedua lelaki itu untuk beristirahat. Saya letakkan nampan berisi makanan itu di atas mejanya, dan meletakkan tangan saya di atas punggung telapak tangan dingin lelaki bemata biru itu, sambil saya berucap "makanan ini telah saya pesan untuk kalian berdua."
Kembali mata biru itu menatap dalam ke arah saya, kini mata itu mulai basah berkaca2 dan dia hanya mampu berkata "Terima kasih banyak, nyonya."
Saya mencoba tetap menguasai diri saya, sambil menepuk bahunya saya berkata "Sesungguhnya bukan saya yang melakukan ini untuk kalian,Tuhan juga berada di sekitar sini dan telah membisikkan sesuatu ke telinga saya untuk menyampaikan makanan ini kepada kalian."
Mendengar ucapan saya, si Mata Biru tidak kuasa menahan haru dan memeluk lelaki kedua sambil terisak-isak. Saat itu ingin sekali saya merengkuh kedua lelaki itu.
Saya sudah tidak dapat menahan tangis ketika saya berjalan meninggalkan mereka dan bergabung dengan suami dan anak saya, yang tidak jauh dari tempat duduk mereka. Ketika saya duduk suami saya mencoba meredakan tangis saya sambil tersenyum dan berkata "Sekarang saya tahu, kenapa Tuhan mengirimkan dirimu menjadi istriku, yang pasti, untuk memberikan 'keteduhan' bagi diriku dan anak2ku!"
Kami saling berpegangan tangan beberapa saat dan saat itu kami benar2 bersyukur dan menyadari, bahwa hanya karena 'bisikanNYA' lah kami telah mampu memanfaatkan 'kesempatan' untuk dapat berbuat sesuatu bagi orang lain yang sedang sangat membutuhkan.
Ketika kami sedang menyantap makanan, dimulai dari tamu yang akan meninggalkan restoran dan disusul oleh beberapa tamu lainnya, mereka satu persatu menghampiri meja kami, untuk sekedar ingin 'berjabat tangan' dengan kami. Salah satu di antaranya, seorang bapak, memegangi tangan saya, dan berucap "Tanganmu ini telah memberikan pelajaran yang mahal bagi kami semua yang berada disini, jika suatu saat saya diberi kesempatan olehNYA, saya akan lakukan seperti yang telah kamu contohkan tadi kepada kami."
Saya hanya bisa berucap "terimakasih" sambil tersenyum. Sebelum beranjak meninggalkan restoran saya sempatkan untuk melihat ke arah kedua lelaki itu, dan seolah ada 'magnit' yang menghubungkan bathin kami, mereka langsung menoleh ke arah kami sambil tersenyum, lalu melambai2kan tangannya ke arah kami. Dalam perjalanan pulang saya merenungkan kembali apa yang telah saya lakukan terhadap kedua orang tunawisma tadi, itu benar2 'tindakan' yang tidak pernah terpikir oleh saya.
Pengalaman hari itu menunjukkan kepada saya betapa 'kasih sayang' Tuhan itu sangat HANGAT dan INDAH sekali!
Saya kembali ke college, pada hari terakhir kuliah dengan 'cerita' ini di tangan saya. Saya menyerahkan 'paper' saya kepada dosen saya. Dan keesokan harinya, sebelum memulai kuliahnya saya dipanggil dosen saya ke depan kelas, ia melihat kepada saya dan berkata, "Bolehkah saya membagikan ceritamu ini kepada yang lain?" dengan senang hati saya mengiyakan.
Ketika akan memulai kuliahnya dia meminta perhatian dari kelas untuk membacakan paper saya. Ia mulai membaca, para siswapun mendengarkan dengan seksama cerita sang dosen, dan ruangan kuliah menjadi sunyi. Dengan cara dan
Di akhir pembacaan paper tersebut, sang dosen sengaja menutup ceritanya dengan mengutip salah satu kalimat yang saya tulis di akhir paper saya. "Tersenyumlah dengan 'HATImu', dan kau akan mengetahui betapa 'dahsyat' dampak yang ditimbulkan oleh senyummu itu."
Dengan caraNYA sendiri, Tuhan telah 'menggunakan' diri saya untuk menyentuh orang-orang yang ada di McDonald's, suamiku, anakku, guruku, dan setiap siswa yang menghadiri kuliah di malam terakhir saya sebagai mahasiswi. Saya lulus dengan 1 pelajaran terbesar yang tidak pernah saya dapatkan di bangku kuliah manapun, yaitu: "PENERIMAAN TANPA SYARAT."
Banyak cerita tentang kasih sayang yang ditulis untuk bisa diresapi oleh para pembacanya, namun bagi siapa saja yang sempat membaca dan memaknai cerita ini diharapkan dapat mengambil pelajaran bagaimana cara MENCINTAI SESAMA, DENGAN MEMANFAATKAN SEDIKIT HARTA-BENDA YANG KITA MILIKI, dan bukannya MENCINTAI HARTA-BENDA YANG BUKAN MILIK KITA, DENGAN MEMANFAATKAN SESAMA!
Jika anda berpikir bahwa cerita ini telah menyentuh hati anda, teruskan cerita ini kepada orang2 terdekat anda. Disini ada 'malaikat' yang akan menyertai anda, agar setidaknya orang yang membaca cerita ini akan tergerak hatinya untuk bisa berbuat sesuatu (sekecil apapun) bagi sesama yang sedang membutuhkan uluran tangannya!
Orang bijak mengatakan: Banyak orang yang datang dan pergi dari kehidupanmu, tetapi hanya 'sahabat yang bijak' yang akan meninggalkan JEJAK di dalam hatimu.
Untuk berinteraksi dengan dirimu, gunakan nalarmu. Tetapi untuk berinteraksi dengan orang lain, gunakan HATImu! Orang yang kehilangan uang, akan kehilangan banyak, orang yang kehilangan teman, akan kehilangan lebih banyak! Tapi orang yang kehilangan keyakinan, akan kehilangan semuanya! Tuhan menjamin akan memberikan kepada setiap hewan makanan bagi mereka, tetapi DIA tidak melemparkan makanan itu ke dalam sarang mereka, hewan itu tetap harus BERIKHTIAR untuk bisa mendapatkannya.
Orang-orang muda yang 'cantik' adalah hasil kerja alam, tetapi orang-orang tua yang 'cantik' adalah hasil karya seni. Belajarlah dari PENGALAMAN MEREKA, karena engkau tidak dapat hidup cukup lama untuk bisa mendapatkan semua itu dari pengalaman dirimu sendiri
Rabu, 18 Agustus 2010
Arti dari sebuah Kemerdekaan
Semoga kita merdeka dari semua yang membelenggu kita selama ini. rakyat merdeka dari rasa takut dan miskin.
Jumat, 30 Juli 2010
Ulah si Burung Parkit
Ketika si Parkit menorehkan tinta di atas sarang gagak
Sang gagak tersinggung dengan ulah sang parkit
Ada gagak yang suaranya parau berkicau bahwa sang parkit mencari perhatian
Sang gagak lainnya berkicau bahwa si Parkit perlu dihukum dengan hukum rimba yang berlaku
Komentarpun saling bersautan bak simponi gagak yang suaranya semakin kacau
Si parkit berdalih , hai gagak-gagak yang menjadi wakil para burung di rimba belantara
Apa yang kau suarakan di sangkar yang besar itu ?
Kau sering bolos dalam sidang yang membahas nasib para penghuni hutan rimba yang semakin kesulitan di era globalisasi ini ,
Kasus Lumbung Centuri yang uangnya di curi para tikus kenapa kini terabaikan,
Kasus meledaknya bom molotof 3 kg kenapa terabaikan
Kasus anak tikus yang menjadi makelar kasus kenapa masuk keranjang sampah pengadilan
Kasus babi ngepet versi majalah tempo juga kurang mendapat perhatian
Sang gagakpun semakin meradang dengan kicauan si parkit
Tapi tak semua Gagak penghuni sarang besar tempat sidang tersinggung dengan ulah si parkit
Ada juga gaga-gagak yang punya hatinurani dan memberi respon positif terhadap ulah si parkit
Minggu, 04 Juli 2010
Lunglai Dalam Dekapan
Darah mengalir lemah
Bibir bergetar tak bisa bicara
Apa sudah mau dikata
Sistem sudah mencengkeram erat
Bak gurita raksasa
Siapa bicara dia yang binasa
Pada siapa lagi kita bicara
Mulut terkunci rapat
Tangan-tangan terkekang erat
Kaki terbelunggu kaku
Aku lunglai dalam dekapan ibu
Ibu pertiwi kini sepi
Sepi dari pekikan sang orator
Tuk menuntut keadilan
Hukum carut marut
Sak penegak sok tersinggung
Hanya dengan karikatur seakan tersungkur
Tangkap sana tangkap sini
Masalah inti jadi tak terurusi
Perusak moral jadi tontonan
Bahkan dijengguk bak pahlawan
Ibu pertiwi kini tak berarti
Aku lunglai dalam dekapan
Rabu, 30 Juni 2010
PengalamanTeman
Kini sudah berlangsung dan berlalu seiring perjalanan waktu, dan masalah-masalah baru akan terus bermunculan tak terduga. Tinggal kita mau tidak untuk berkaca diri, sebenarnya apa yang sedang terjadi.
Apa yang terjadi disekitar kita menjadi sebuah inspirasi untuk perenungan dan menjadi bahan yang terbaik untuk memperbaiki diri.Ada sebuah firman dalam kitab suci bahwa "Apa-apa yang telah diciptakan oleh Allah S.W.T tidak ada yang sia-sia". Hal ini menunjukkan bahwa apa yang terjadi didunia ini pasti ada hikma dan manfaatnya,tinggal kita mau tidak mengambil hikma yang ada,atau bahkan kita mengabaikan semua itu.
Merujuk dari pengalam teman tersebut kalau kita lihat secara kasat mata memang sangat ironis,ia seorang guru akan tetapi ternyata putranya tidak naik kelas bukan karena kebodohan anak,akan tetapi karena sang anak butuh perhatian yang lebih dari orang tua. Disatu sisi teman tersebut harus membanting tulang memenuhi semua kebutuhan rumah tangganya karena ia seorang diri dalam mengarungi kehidupannya.
Dari seorang ibu yang sok karena mengalami peristiwa semacam itu, ia butuh seseorang untuk membantu menyelesaikan permasalahan tersebut, untungnya ia punya saudara yang peduli terhadanya,sehingga ia merasa lega dapat mengatasi permasalahan tersebut,dan permasalahan tersebut menjadi pelajaran yang berharga bagi kita semua.
Kebekuan Diri
Luka perih,pedih seorang bunda
Tak tahu harus berkata apa
Tatkala buah hati menusuk dada
Senyum kini hilang sirna
Berganti dengan uraian air mata
Sakit tiada terkira
Seakan hidup tak punya makna
Pada siapa bunda harus bertanya
Berkata ataupun berkeluh kesah adanya
Gejolak dada seakan pecah merana
Meledak menantang dunia
Wahai dunia yang muram durja
Apa gerangan salah bunda
Tiadakah hati terketuk disana
Tuk melihat tertesan air mata
Tiadakah berarti bunda selama ini
Berjuang sendiri dalam pencarian hati
Hati yang hampir mati oleh kebekuan diri
Seakan tangisan buah hati tiada arti
Duhai buah hati jadi sandaran diri
Tuk mereguk manisnya dunia ini
Tiadakah kau rasakan ini
Belai kasih sayang bunda sendiri
Jumat, 25 Juni 2010
Kujemput Takdirku II
Terik Matahari panas menyengat
Debu-debu jalanan berterbangan
Hiruk pikuk suara saling bersautan
Pekikan suara lantang menantang
Menjerit beradu cari perhatian
Aku mencari diriku
Dalam derasnya dunia
Kilatan petir menyambar-nyambar
Menambah nuansa kegetiran
Aroma persaingan kian nyata
Tuk mencium aromanya dunia
Duhai dunia seberapa besar harga yang kau tawarkan
Tuk merayu pecintamu
Tak peduli gelap ataupun terang
Semua mencarimu
Tapi kulihat diujung sana
Ada seberkas cahaya
Dari padang gersang gurun sahara
Terpancar cahaya pelipur dahaga
Lewat tembang-tembang ilahi
Menyejukkan qolbu yang sepi
Kujemput takdirku disana
Walau sungguh bersusah payah adanya
Selasa, 22 Juni 2010
Kujemput Takdirku
Senyum bunda menyambut dengan manis
Dunia kurekuh dengan segenap jiwa
Mulai merangkak sampai berlari-lari
Kutapaki perjalanan hidup ini
Dengan segenap problematikanya
Kudaki tangga-tangga kehidupan
Satu persatu,tahap demi tahap,walau jatuh bangun kan kuteruskan
Cucuran keringat,air mata senantiasa mengiringi
Walau hati pedih dan perih silih berganti
Ingin kujemput takdirku kemana arahnya
Kucoba dengan pintu ilmu yang kupunya
Tapi aku belum kuasa meraihnya
Ku jalani hidup ini bagaikan air mengalir
Mana yang ada itu yang kuterima
Mulai dari petugas kebersihan dijalan raya sampai menjajakan barang kemana-mana
Kucoba melanglang buana sampai ke pulau andalas
Kantapi aku kandas di belantara ibu kota
Aku terlalu renta tuk bertahan disana
Penuh denganin trik dan aroma yan tak kusuka
Kucari takdirku yang lain
Ku kembali kekotaku
Menjadi seorang guru
Mencoba mengamalkan ilmu
Yang kudapat dari bangku sekolahku
Kumulai menemukan apa yang kucari
Walau dengan cara mendaki bahkan berjalan kaki
Kujemput takdirku
Tuk menemukan siapa aku
Walau susah sungguh
Kan kucari sampai waktuku
Rabu, 16 Juni 2010
Sang Waktu
sang waktu kan pasti berlalu
tiada terkejar,tiada ditunggu
badan letih,wajah termangu
hentakan kaki jalan berliku
arah mana yang kan dituju
haruslah pasti dan menentu
wahai bisikan hati nan kaku
tiadakah kau tersipu
ataupun terbujuk rayu
oleh dunia nan ayu
akankah kau bertengger pada masa lalu
padahal itu jauh dibelakangmu
akankah kau mengejar sang waktu
dengan merangkak ataupun melaju
duhai sang waktu
kau berharga bagi yang dapat menyatu
Selasa, 01 Juni 2010
Sandaran Jiwa
Untaian kata mengalir lewat bahasa
isi hati bergejolak mengelora
Semua tumpah ruah
Lega dada hati punya jiwa
Beban terasa ringan
Kata hati ada yang mendengar
Tak terasa air mata meleleh
Menggambarkan jiwa yang renta
Cari tonggak pegangan pada siapa
Salah pegang jiwa merana
Ini urusan bukan manusia semata
Kan tapi berbalas sampai disana
Keluh kesah tiada guna
Tanpa sandaran pada Yang Kuasa
Hati merintih seakan sirna
Tanpa tautan hati pada Sang Maula
Hati pedih duka dan lara
Karna jauh dari ajaran yang mulia
Kini saatnya kembali pada pangkuan bunda
Tuk mengadu apa adanya
sandaran jiwa pastilah ada
Tanpa itu semua terasa hampa
Minggu, 30 Mei 2010
Damai
Hitam awan jadi hilang
wajah rembulan menampaknya wajahnya
Bersih tanpa noda
Malam jadi ceria
bocah-bocah kecil riang gembira
bercanda diterangi renbulan dan bintang
senyum seringai memancar diraut wajah yang sempurna
Gelak tawa hati mempesona
Bulan dan bintang kini tiada kelam
karena Sang angin menyirnakan kabut malam
Hari-hari kian terasa punya makna
Ditemani desiran angin lembut
Damai terasa di hati
Kamis, 29 April 2010
SANDARAN
onak dan duri menembus hati
kerikil tajam menghadang
kata indah jadi fitnah
wajah merona muram durja
akankah kita berhenti berjalan ?
karna halang rintang menghadang
akankah kaki berhenti melangkah
karna ketika kaki melepuh
duhai kehidupan yang penuh berkah
sampai disini sajakah aku melangkah
tiadakah sambutan masa depan nan indah
sementara dijalan-jalan kian banyak orang berjuang
tanpa peduli aral melintang
walau rasa malu ada di muka
hilang diri dan raga
kan tapi iman didada sentiasa di jaga
duhai hidup yang punya makna
seribu kata hilang sirna
kalau lidah tak bisa dipercaya
Muhammad s.a.w medapat gelar al amin
karna dia memegang amanah
walau yahudi maupun nasrani yang menitipkannya
Muhammad s.a.w jadi suritauladan karna tak perna berkeluh kesah
Duhai jiwa yang diberkahi
akankah putus asa menantang dunia
sandaran sudah kita punya
tatap mata tajam bagaikan elang
sambut dekapan dunua walau beraromakan fitnah dan petaka
kan pasti Sang Pencipta tak kan pernah terlena
Senin, 12 April 2010
Asa
walau merasa sesak didada
menyengat di hidung
melengking di telinga
mengaburkan mata
apa mau dikata,semua itu harus kutelan dalam-dalam
rasa pahit semoga jadi obat hati yang teriris
rasa getir di lidah, jadi pelipur lara di dada
rasa anyir di hidung , jadi aroma di qolbu yang duka
ku coba tuk bertahan menghadapinya
ku coba tuk menganggap tak ada apa-apa
ku coba tuk membuang pikiran yang mudah terlena
kan tapi ku yakin Tuhan tak kan diam
seribu bahasa-seribu kata seakan tak bermakna
hanya Yang kuasa yang tahu akan segalanya
aku ingin menatap ke depan
mengerjakan apa yang bisa aku kerjakan
biarkan semua orang menganggap ku tak ada
biarkan semua orang menganggap ku tak punya arti
biarkan semua orang menganggap ku tak bermakna
kan pasti, ku ingin menorehkan tinta emas di lembaran sejarah
Jumat, 19 Maret 2010
Ikut Pelatihan TOT Pakem Di Batu
Jumat, 05 Maret 2010
Perkuliahan Semester 4 Tahun 2010
Tanggal 5 Maret 2010 perkulihan semester 4 dimulai.Hari itu kami langsung mendapat perkulihan untuk mata kuliah Bimbingan belajar yang di ampu oleh Bapak Hadi,beliau dosen yang baru kami kenal,karena baru kali inilah beliau mengajar meskipun beliau sudah 25 tahun menjadi dosen di FIP UNESA.
Pertama kali beliau memperkenalkan diri dan melanjutkan dengan silabus yang akan diajarkan pada perkuliahan semester 4 ini. Ternyta pada awal perkulihan ini beliau sangan menarik sekali karena menampilkan beberapa macam test untuk megetahui paemasalahan yang dihadapi oleh anak didik kita,ya semacam psykotest kalau orang dewasa alami.
Beliau menampilkan beberapa gambar yang menimbulkan beberapa persepsi,semakin jauh persepsi dengan gambar yang dimaksud maka semakin jauh pula penyimpangan yang dialami oleh anak didik kita,disamping itu beliau memberi contoh kasus-kasus yang pernah dialaminya selama menjadi dosen. Sungguh sangat menarik sekali mata kuliah ini.
Pada jam ke dua mata kuliah dilanjutkan oleh Bapak Goris yang mengampu mata kuliah PKn Kelas lanjut. Sedang untuk Bu Asri beliau tidak dapat hadir karena sakit.
Selasa, 09 Februari 2010
Melepas Ketegangan Setelah UAS
Persipan mau pulang dari KMD
Saat Ulangan UAS Di Moestopo
KELAS 4A DIMASA PANDEMI
Kondisi pandemi yang hampir satu tahun ini menyebabkan pembelajaran dilakukan 100 % melalui daring. Anak-anak hanya bisa bertemu gurunya mel...

-
Tugas Mata Kuliah : Kajian Sastra Dosen Pengampu : Heru Subrata Jenis Tugas : Analisis Karya Sastra ( Puisi ) Nama Mahasiswa ...
-
Setelah mengadakan upacara bendera tiap tanggal 17 tiap bulan para dewan guru mencoba mengekpresikan diri dengan foto bersa...
-
Arena bermain yang representatif sangat dibutuhkan anak-anak, terutama bagi perkembangan motorik dan psykisnya. Nah di Kota Surabaya ini ...