Kami mencoba posting yang berkaitan dengan dunia pendidikan dan sastra terutama cerpen,novel,puisi dan lainya.
Senin, 28 Desember 2015
REUNI DI RESTO MAHAMERU 26 DESEMBER 2015
Sabtu, 10 Oktober 2015
HAMPA LURUH
Kala kehampaan menerpa
Seakan semua jadi sirna
Karya tak kunjung ada
Hanya fana yang menganga
Kala waktu mengejar tiada henti
Rasa pilu menjemput mati
Kala simpul tiada terurai
Jalan pintas menerawang dan menjuntai
Kala hati beku membiru
Lidahpun kaku untuk menyeru
Hampa dalam hingar bingar
Hampa dalam api yang memijar
Seruling dan dawai seakan tak menyentuh
Bak perahu yang tak dikayuh
Tuhan.....Hanya Padamu aku luruh
Seakan semua jadi sirna
Karya tak kunjung ada
Hanya fana yang menganga
Kala waktu mengejar tiada henti
Rasa pilu menjemput mati
Kala simpul tiada terurai
Jalan pintas menerawang dan menjuntai
Kala hati beku membiru
Lidahpun kaku untuk menyeru
Hampa dalam hingar bingar
Hampa dalam api yang memijar
Seruling dan dawai seakan tak menyentuh
Bak perahu yang tak dikayuh
Tuhan.....Hanya Padamu aku luruh
Selasa, 06 Oktober 2015
Jumat, 14 Agustus 2015
WORKSHOP ECO SCHOOL DI SMAN 3 SURABAYA
Pada tanggal 11Agustus 2015 bertempat di SMAN 3 Surabaya mengikuti workshop Eco School yang diselenggarakan oleh Tunas Hijau Indonesia. Dalam acara itu masing-masing peserta mempresentasikan prioritas kegiatan Eco School yang akan di lakukan, Terutama yang berkaitan dengan lingkunan hidup.
Pada kegiatan ini SDN Tanah Kalikedinding I diwakili oleh Ester, siswa kelas VA.
Selasa, 14 April 2015
Dalam Rentang Waktu
Jauh
sebelum Indonesia ada
Jauh
sebelum Indonesia merdeka
Benih-benih
kebersamaan sudah bersemayam dalam dada
Benih-benih
persatuan mengikat Nusantara
Putri
Sima memberi contoh keadilan memerintah
Gunadharma
membangun Borobudur nan megah
Gajah
Mada mengucap sesanti dengan sumpah
Empu
Tantular menulis Bhineka Tunggal Ika dengan Indah
Ketika
Nusantara hidup dijajah
Rasa
persatuan semakin menggelora
Diponegoro
menggelorakan hidup merdeka di Jawa
Patimura
mengorbankan jiwa di tanah Beta
Tuanku
Imam Bonjol pantang menyerah di Padang Sumatera
Hasanudin
bagaikan Ayam Jantan yang tak mudah
menyerah
Antasari
menyalakan api yang membara di Banjarmasin nan gagah
Cut
Nyak Dien membelah hutan belantara di serambi Mekah
Jauh
hari di tahun 1908
Budi
Utomo mulai menyapa
Jong
Java
Jong
Sumatera
Jong
Selebes
Jong
Islamiten Bond
Jong
Betawi
Jong
Ambon
Semua
bahu membahu
Untuk
menyatakan diri menjadi satu
Hanya
ada satu kata
Pemuda
Indonesia
Berikrar
satu nusa, satu bangsa, satu bahasa
Indonesia……….
Jiwa
sumpah pemuda merasuk dalam tulang dan
darah
Bagaikan
sel-sel yang tak terpisah
Semakin
dikoyak dan dibelah
Semakin
menyatu tak terpisah
17
Agustus 1945
Soekarno
– Hatta menggemakan proklamasi seantero dunia
Dunia
menjadi gempar
Penjajah
menjadi tergelapar
Banyak
yang mati terkapar
Walau
Surabaya bersimbah darah
Walau
Medan Area merana
Walau
terjadi perang Ambarawa
Indonesia
merdeka tetap ada
Kini
zaman sudah berubah
Hanya
persatuan dan kesatuan yang menjadi pusaka
Reformasi
telah niscaya
Pemerintah
harus membuka mata
Keadilan
harus menjadi panglima
Tak
peduli itu siapa
Yang
salah harus masuk penjara
Rakyat
jelata bisa bicara
Menuntut
haknya yang lama di lupa
Indonesia
menjadi jaya
Kalau
pemerintah dan rakyat bisa menyatu
Bahu
membahu
Bergotong
royong membangun negeri yang satu
Indonesia
Tanah Air Beta
Suarabaya,
14 April 2015
Janny
M.
In the
Time Range
Indonesian Long before there
Long before Indonesia's independence
The seeds of togetherness has been residing in the chest
The seeds of unity binding Archipelago
Daughter Sima gave an example of justice ruled
Gunadharma build magnificent Borobudur
Gajah Mada sesanti give the oath
Tantular writing masters of national unity with the
Beautiful
When life colonized the archipelago
Sense of unity increasingly tempestuous
Diponegoro inflame independent living in Java
Pattimura sacrificing their lives in the land of Beta
Tuanku Imam Bonjol unyielding in Padang Sumatra
Hasanuddin like Roosters are not easily give up
Antasari lit a fire burning in Banjarmasin nan gallant
Cut Nyak Dien splitting wilderness in the foyer Mecca
Long ago in 1908
Budi Utomo began greeting
Jong Java
Jong Sumatra
Jong Celebes
Jong Islamiten Bond
Jong Betawi
Jong Ambon
All shoulder to shoulder
To claim to be one
There is only one word
Indonesian Youth
Vowed one country, one nation, one language
Indonesia ..........
Soul oath youth pervasive in bone and blood
Like cells do not separate
The more torn and split
Increasingly integrated inseparable
August 17, 1945
Soekarno - Hatta proclamation echoed throughout the world
World in an uproar
Invaders became tergelapar
Many of the dead lying
Although Surabaya bloody
Although Medan Area languish
Although there is a war Ambarawa
Remain independent Indonesia
Now times have changed
Only the unity that become heirlooms
Reform has undoubtedly
The government should open the eyes
Justice must be commander
No matter that anyone
Which one should go to jail
Rabble could talk
Demanding their rights in a long forgotten
Indonesia became victorious
If the government and the people can come together
Shoulder to shoulder
Worked together to build a country that is one
Indonesia Tanah Air Beta
Suarabaya, 14 April 2015
Janny M
Kamis, 02 April 2015
SELAMAT JALAN SOBAT
Pak Yudha, salah satu guru IT di SDN Tanah Kalikedinding I-251 alih profesi menjadi karyawan swata di salah satu perusahaan tekstil yang juga menangani masalah IT di perusahaan tersebut. Semoga sukses Pak.
DI DEPAN NUR PASIFIC
Dalam rangka RAT Koperasi Dwija Karya Kecamatan Kenjeran, seluruh anggota kopersi berkumpul di Rumah Makan Nur Pasific Gubeng . Kami dari keluarga besar SDN Tanah Kalikedinding I juga ikut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.
Selasa, 10 Maret 2015
PENDIDIKAN
Pendidikan
Aku larut dalam samudra pendidikan
Ombaknya menenggelamkanku ke dasar pengajaran
Dari waktu-ke waktu beku dalam kesunyian
Semakin dalam aku terhenyak
Banyak tangan-tangan gurita saling berebut
Menikam, memfitnah, semua bikin celaka
Ini samudra kemuliaan
Yang semestinya di arungi dengan senyum kebahagiaan
Perahu layar sudah berkembang
Pantang biduk untuk kembali
Ini tugas kemanusiaan
Membangun anak-anak negeri
Dengan hati kita bekerja
Tidak sekedar kata-kata
Akan tetapi keteladanan patut kita tunjukkan
Nun jauh di hutan belantara
Anak-anak negeri tertinggal jauh dari aksara
Menulis namanya saja tidak bisa
Apalagi menyelesaikan rumus-rumus matematika
Akan tetapi mereka lebih bijaksana
Mengolah sumber daya alam yang ada
Daripada penghuni belantara gedung-gedung pencakar langit di kota-kota
Saling sikut, membunuh demi kursi singgasana tahta dunia
Disana duduk para mavia yang tidak mempedulikan rakyat jelata
Gedung sekolah ditelantarkan
Biaya pembangunannya di gelembung kan
Inikah samudra yang aku arungi ?
Airnya sudah tidak jernih lagi
Ombaknya menenggelamkanku ke dasar pengajaran
Dari waktu-ke waktu beku dalam kesunyian
Semakin dalam aku terhenyak
Banyak tangan-tangan gurita saling berebut
Menikam, memfitnah, semua bikin celaka
Ini samudra kemuliaan
Yang semestinya di arungi dengan senyum kebahagiaan
Perahu layar sudah berkembang
Pantang biduk untuk kembali
Ini tugas kemanusiaan
Membangun anak-anak negeri
Dengan hati kita bekerja
Tidak sekedar kata-kata
Akan tetapi keteladanan patut kita tunjukkan
Nun jauh di hutan belantara
Anak-anak negeri tertinggal jauh dari aksara
Menulis namanya saja tidak bisa
Apalagi menyelesaikan rumus-rumus matematika
Akan tetapi mereka lebih bijaksana
Mengolah sumber daya alam yang ada
Daripada penghuni belantara gedung-gedung pencakar langit di kota-kota
Saling sikut, membunuh demi kursi singgasana tahta dunia
Disana duduk para mavia yang tidak mempedulikan rakyat jelata
Gedung sekolah ditelantarkan
Biaya pembangunannya di gelembung kan
Inikah samudra yang aku arungi ?
Airnya sudah tidak jernih lagi
Surabaya, Selasa 3 Maret 2015
Education
I dissolve in the ocean education
The waves drown to the basic teaching
From time to time, frozen in silence
The deeper I sank
Many hands octopus fight each other
Stabbing, defamatory, all make wretched
This ocean of glory
Which should in navigating with a smile of happiness
Sailboat has been developed
Abstinence river craft to return
The task of humanity
Build children country
The heart of our work
Not just words
But the example we should point out
Far away in the wilderness
Children country lags far from script
Write the name alone can not
Let alone resolve mathematical formulas
But they are more discreet
Processing of existing natural resources
Than the wilderness dwellers skyscraper buildings in cities
Elbow each other, killing for the sake of the throne's throne
There sat the mavia who do not care about ordinary people
Abandoned school building
The cost of construction in the bubble
I Cross the ocean is this?
the water is no longer clear
Surabaya, Tuesday, March 3rd, 2015
Education
I dissolve in the ocean education
The waves drown to the basic teaching
From time to time, frozen in silence
The deeper I sank
Many hands octopus fight each other
Stabbing, defamatory, all make wretched
This ocean of glory
Which should in navigating with a smile of happiness
Sailboat has been developed
Abstinence river craft to return
The task of humanity
Build children country
The heart of our work
Not just words
But the example we should point out
Far away in the wilderness
Children country lags far from script
Write the name alone can not
Let alone resolve mathematical formulas
But they are more discreet
Processing of existing natural resources
Than the wilderness dwellers skyscraper buildings in cities
Elbow each other, killing for the sake of the throne's throne
There sat the mavia who do not care about ordinary people
Abandoned school building
The cost of construction in the bubble
I Cross the ocean is this?
the water is no longer clear
Surabaya, Tuesday, March 3rd, 2015
CINTAKU HANYA SATU
Detik boleh berganti menit
Menit boleh berganti jam
Jam boleh berganti hari
Hari boleh berganti minggu
Minggu boleh berganti bulan
Bulan boleh berganti tahun
Tapi ada satu yang tak boleh berubah
Yaitu cintaku padamu
Laut boleh bergelombang
Gunung boleh menggelegar
Petir boleh menyambar-nyambar
Kilat boleh saling bersautan
Tapi cintaku hanya satu
Untukmu seorang
Seperti bulan yang setia mengitari bumi
Seperti bumi yang setia mengitari matahari
Tak berubah selamanya
Walau sedetikpun
Cintaku tak kan lekang dimakan waktu
Cintaku tak kan pudar dimakan usia
Cintaku hanya satu
Hanya untukmu seorang
Karena.................
Engkaulah yang melahirkan tiga singa perkasa
Engkaulah yang memberi sepirit ketika aku duka
Engkaulah yang memberi secawan kenikmatan dimalam gelap gulita
Engkaulah yang menabur benih-benih keberanian melawan kegelisahan
Engkaulah yang menyalakan api dalam kegelapan
Engkaulah seruling merdu yang melantunkan irama orkestra
Engkaulah bunga melati yang semerbak mewangi
Engkaulah perencana ekonomi dalam kesulitan
Cintaku hanya satu
Hanya untukmu seorang
Love Only One
seconds may change minute
minutes may change hours
hours may change day
day be turned into weeks
be weeks turned into months
months of the year may change
but there is one that can not be changed
namely my love for you
be wavy sea
be jarring mountain
lightning may grabbing
may express shouted to each other
but love only one
you a
like the moon around the earth faithful
as the earth revolves around the sun faithful
was changed forever
even for a second
not love the timeless
love does not fade with age right
love only one
just for you a
because of .................
For you who gave birth to three mighty lion
sepirit when you were giving me grief
you were given a cup of pleasure On the night pitch black
For you who sow the seeds of courage against anxiety
For you who kindle a fire in the dark
For you sang melodious flute orchestra rhythm
thou fragrant jasmine scent
thou economic planners in trouble
love only one
ust for you throughout the
Surabaya, Monday, March 9th, 2015
SUASANA SENAM PAGI DI SEKOLAH
Setiap pagi hari Selasa sampai Jumat, anak-anak kelas I-VI mengikuti senam ceria dipandu oleh guru olahraga. Kegiatan ini bermaksud memberi penyegaran kepada anak-anak agar sehat dan peredaran darah menjadi lancar, suplai oksigen ke otak semakin lancar, belajarpun menjadi nyaman.
Selasa, 24 Februari 2015
Antara Dua Anak Negeri
Relung-relung hati,sumsum tulang belakangku tertusuk jarum kemunafikan
Gerak-gerik tubuh terbatasi oleh geliat penghianatan
Aroma penghancuran norma-norma tercium sampai kelpelosok negeri
Bak bau bunga bangkai yang mengundang lalat-lalat berterbangan
Dua anak kandung negeri saling menghujam belati di dada sanubari
Hilang akal
Hilang naluri
Keangkuhan Istana tak kunjung beraksi
Sabar-sabar... kata yang terucap dari sang Pemimpin
Bergejolak.....
Mengelegak.....
Ruyam durjana ditelan nafsu serakah
Burung-burung pemakan bangkai kian bersorak
kian bebas menyerang dan menerkam
Karena.......
Pedang keadilan telah berpihak
Tajamnya hanya untuk sang duafa
Dalil-dalil hukum telah dapat terpatahkan
Tak berlaku bagi yang empunya
Sabda sang Ulama kian tak diperhatikan
Bahkan dianggap gila nestapa
Pembawa lencana kian meradang dan menerjang
Mencari seribu sasaran untuk dikriminalkan
Dulu kawan sekarang lawan
Tak peduli walau sang pemimpin telah menitahkan
Hentikan.....
Hentikan.....
Semua tak punya arti
Kini keputusan telah diuji
Tinggal menunggu hari
Sampai kapan ini berati
Karna sudah tak berarti harumnya bunga melati
kian bebas menyerang dan menerkam
Karena.......
Pedang keadilan telah berpihak
Tajamnya hanya untuk sang duafa
Dalil-dalil hukum telah dapat terpatahkan
Tak berlaku bagi yang empunya
Sabda sang Ulama kian tak diperhatikan
Bahkan dianggap gila nestapa
Pembawa lencana kian meradang dan menerjang
Mencari seribu sasaran untuk dikriminalkan
Dulu kawan sekarang lawan
Tak peduli walau sang pemimpin telah menitahkan
Hentikan.....
Hentikan.....
Semua tak punya arti
Kini keputusan telah diuji
Tinggal menunggu hari
Sampai kapan ini berati
Karna sudah tak berarti harumnya bunga melati
Salah Ucap
Bilur-bilur biru membekas dalam hati
Kata-katanya bak cemeti yang melecuti
Menhujam tajam sangat menyakiti
Menyayat pedih mengiris-iris bak belati
Bilur-bilur biru membekas dalam hati
Kata-katanya bak cemeti yang melecuti
Menhujam tajam sangat menyakiti
Menyayat pedih mengiris-iris bak belati
Huruf-demi huruf
Kata-demi kata
Kalimat-demi kalimat
Tersususun dalam sebuah paragraf
Terucap dari bibir yang pernah mengucap sahadat
Menyeruak merusak suasana yang dibangun berpondasikan basmalah
Hancur berkeping-keping tak bermakna
Iri, dengki, curiga, angkuh, sombong itulah penyebabnya
Pondasi yang dibangun kokoh, kini retak bak terkena gempa
Pilar-pilar penyangga goyah yang sebenarnya tak diinginkannya
Dinding-dinding penguat kini sudah tak nyaman
Atap-atap peneduh kini sudah berlubang
Janji prasetia kini sudah tak bermakna
Hati-hati yang menyatu kini tlah renggang berjarak
Tingkah polah kini tlah berubah
Mengelana dalam dunia fatamorgana
Mencari sensasi demi harga diri yang sebenarnya tak punya arti
Mengembara semakin tak peduli
Kalimat-kalimat hina sering terucap
Bak kapak membelah kayu jadi dua
Tak terpikir apa akibatnya
Ini semua terjadi karna salah ucap dalam berkata-kata
Surabaya, Minggu 22 Pebruari 2015
Kata-demi kata
Kalimat-demi kalimat
Tersususun dalam sebuah paragraf
Terucap dari bibir yang pernah mengucap sahadat
Menyeruak merusak suasana yang dibangun berpondasikan basmalah
Hancur berkeping-keping tak bermakna
Iri, dengki, curiga, angkuh, sombong itulah penyebabnya
Pondasi yang dibangun kokoh, kini retak bak terkena gempa
Pilar-pilar penyangga goyah yang sebenarnya tak diinginkannya
Dinding-dinding penguat kini sudah tak nyaman
Atap-atap peneduh kini sudah berlubang
Janji prasetia kini sudah tak bermakna
Hati-hati yang menyatu kini tlah renggang berjarak
Tingkah polah kini tlah berubah
Mengelana dalam dunia fatamorgana
Mencari sensasi demi harga diri yang sebenarnya tak punya arti
Mengembara semakin tak peduli
Kalimat-kalimat hina sering terucap
Bak kapak membelah kayu jadi dua
Tak terpikir apa akibatnya
Ini semua terjadi karna salah ucap dalam berkata-kata
Surabaya, Minggu 22 Pebruari 2015
Ia Masih Belia
Di usia yang masih belia
Ia sudah mengenal arti cinta
Bak orang dewasa mengelora dalam dada
Bak burung merak yang mengibas-ngibaskan sayapnya
Mencari pesona tuk menarik pasangannya
Tuk meluapkan arti sebuah cinta
Bak pengelana yang haus mengembara
Mencari pelepas dahaga
Di usia yang masih belia
Ia sudah mengenal arti cinta
Bak orang dewasa mengelora dalam dada
Bak burung merak yang mengibas-ngibaskan sayapnya
Mencari pesona tuk menarik pasangannya
Tuk meluapkan arti sebuah cinta
Bak pengelana yang haus mengembara
Mencari pelepas dahaga
Cinta …..bukanlah hitam putih seperti dalam bayangannya
Cinta …..bukan sekerdar tertarik pada lawan jenisnya
Cinta…...adalah sebuah irama
Melantun indah nyaman tuk didengarkan
Bak konser yang merdu membuai dalam angan-angan
Di usia yang masih belia
Ia terbakar api asmara
Bak Arjuna melepaskan anak panah cintanya
Menembus relung-relung hatinya
Merasuk dalam jiwa dan raga
Membawa imajinasi dalam dunia antah berantah
Iapun terkesima oleh untaian kata-kata
Melambung tinggi terbawa alunan biola
Bak burung punai saling kejar-mengejar
Tak peduli walau rintangan berjajar
Ini zaman teknologi
Anak belia matang belum waktunya
Terinpirasi oleh dunia maya
Oleh kata-kata atau gambar yang memikat hati
Semakin dilarang iapun semakin melawan
Bak perang baratha yudha antara ia dan orang tua
Tak sadar apa akibatnya
Iapun lupa tugas dan kewajibanya
Di usia yang masih belia
Ia terjerat oleh fatamorgana
Bersolek di depan kaca bak peragawati tampil dipentas seni
Berlanggak-lenggok bak burung merpati
Ia masih belia
Yang mestinya belajar mengejar impian
Meraih prestasi
Tuk mengharumkan ibu pertiwi
Surabaya, Selasa 24 Pebruari 2015
Cinta …..bukan sekerdar tertarik pada lawan jenisnya
Cinta…...adalah sebuah irama
Melantun indah nyaman tuk didengarkan
Bak konser yang merdu membuai dalam angan-angan
Di usia yang masih belia
Ia terbakar api asmara
Bak Arjuna melepaskan anak panah cintanya
Menembus relung-relung hatinya
Merasuk dalam jiwa dan raga
Membawa imajinasi dalam dunia antah berantah
Iapun terkesima oleh untaian kata-kata
Melambung tinggi terbawa alunan biola
Bak burung punai saling kejar-mengejar
Tak peduli walau rintangan berjajar
Ini zaman teknologi
Anak belia matang belum waktunya
Terinpirasi oleh dunia maya
Oleh kata-kata atau gambar yang memikat hati
Semakin dilarang iapun semakin melawan
Bak perang baratha yudha antara ia dan orang tua
Tak sadar apa akibatnya
Iapun lupa tugas dan kewajibanya
Di usia yang masih belia
Ia terjerat oleh fatamorgana
Bersolek di depan kaca bak peragawati tampil dipentas seni
Berlanggak-lenggok bak burung merpati
Ia masih belia
Yang mestinya belajar mengejar impian
Meraih prestasi
Tuk mengharumkan ibu pertiwi
Surabaya, Selasa 24 Pebruari 2015
Langganan:
Postingan (Atom)
KELAS 4A DIMASA PANDEMI
Kondisi pandemi yang hampir satu tahun ini menyebabkan pembelajaran dilakukan 100 % melalui daring. Anak-anak hanya bisa bertemu gurunya mel...

-
Tugas Mata Kuliah : Kajian Sastra Dosen Pengampu : Heru Subrata Jenis Tugas : Analisis Karya Sastra ( Puisi ) Nama Mahasiswa ...
-
Setelah mengadakan upacara bendera tiap tanggal 17 tiap bulan para dewan guru mencoba mengekpresikan diri dengan foto bersa...
-
Arena bermain yang representatif sangat dibutuhkan anak-anak, terutama bagi perkembangan motorik dan psykisnya. Nah di Kota Surabaya ini ...