Bilur-bilur biru membekas dalam hati
Kata-katanya bak cemeti yang melecuti
Menhujam tajam sangat menyakiti
Menyayat pedih mengiris-iris bak belati
Huruf-demi huruf
Kata-demi kata
Kalimat-demi kalimat
Tersususun dalam sebuah paragraf
Terucap dari bibir yang pernah mengucap sahadat
Menyeruak merusak suasana yang dibangun berpondasikan basmalah
Hancur berkeping-keping tak bermakna
Iri, dengki, curiga, angkuh, sombong itulah penyebabnya
Pondasi yang dibangun kokoh, kini retak bak terkena gempa
Pilar-pilar penyangga goyah yang sebenarnya tak diinginkannya
Dinding-dinding penguat kini sudah tak nyaman
Atap-atap peneduh kini sudah berlubang
Janji prasetia kini sudah tak bermakna
Hati-hati yang menyatu kini tlah renggang berjarak
Tingkah polah kini tlah berubah
Mengelana dalam dunia fatamorgana
Mencari sensasi demi harga diri yang sebenarnya tak punya arti
Mengembara semakin tak peduli
Kalimat-kalimat hina sering terucap
Bak kapak membelah kayu jadi dua
Tak terpikir apa akibatnya
Ini semua terjadi karna salah ucap dalam berkata-kata
Surabaya, Minggu 22 Pebruari 2015
Kata-demi kata
Kalimat-demi kalimat
Tersususun dalam sebuah paragraf
Terucap dari bibir yang pernah mengucap sahadat
Menyeruak merusak suasana yang dibangun berpondasikan basmalah
Hancur berkeping-keping tak bermakna
Iri, dengki, curiga, angkuh, sombong itulah penyebabnya
Pondasi yang dibangun kokoh, kini retak bak terkena gempa
Pilar-pilar penyangga goyah yang sebenarnya tak diinginkannya
Dinding-dinding penguat kini sudah tak nyaman
Atap-atap peneduh kini sudah berlubang
Janji prasetia kini sudah tak bermakna
Hati-hati yang menyatu kini tlah renggang berjarak
Tingkah polah kini tlah berubah
Mengelana dalam dunia fatamorgana
Mencari sensasi demi harga diri yang sebenarnya tak punya arti
Mengembara semakin tak peduli
Kalimat-kalimat hina sering terucap
Bak kapak membelah kayu jadi dua
Tak terpikir apa akibatnya
Ini semua terjadi karna salah ucap dalam berkata-kata
Surabaya, Minggu 22 Pebruari 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar