Sunyi itu merasuki tulang sumsum
ditemani temaran rembulan setengah jadi
cahyanyapun tak utuh lagi
sesekali suara binatang malam menyeruak terdengar
kan tetapi kesunyiakan itu masih terasa
malam semakin larut
pesona gemintang di langit membentuk formasi
lidah ini terasa keluh tuk berucap
hanya degupan jantung yang masih terasa
mengaliskan darah dalam pembulu
manakala kesunyian itu mersuki jiwa
hanya ada aku dan Dia
untuk saling bertegur sapa
tentang suasana hati yang sunyi
yang lama memendam tiada terperi
aku merenung tentang negeri ini
mengapa seribu masalah silih berganti
setelah kerusuhan disana-sini
kenapa harus ada teror yang semakin menjadi
anak-anak menangis dan merintih pedih
rumah-rumah terbakar
ibu-ibu terasa pilu
menanti kepastian yang tiada kunjung datang
malam semakin rayap
kesenyapan itu pecah
suara bayi menangis
sakit, pedih, karna gizi kurang terpenuhi
Kami mencoba posting yang berkaitan dengan dunia pendidikan dan sastra terutama cerpen,novel,puisi dan lainya.
Senin, 24 September 2012
Rabu, 19 September 2012
Selasa, 18 September 2012
Anak-anak yang rindu kedamaian
Deru reformasi mengerus NKRI
Roda-rodanya mengilas tanpa batas
Semua serba terbuka
Kan tapi penyelesaiannya yang tiada
Anak-anak Sampang terusir dan masuk gelanggang
Bermain siang dan malam
Tiada mengerti apa yang terjadi
Ada darah yang sudah tersimbah
Ada nyawa yang sudah direngutnya
Belum lagi harta benda yang di bakar massa
Kini kepastian belum juga datang
Akan kemanakah gerangan
350 jiwa yang ada di pengungsian
Jenuh, penat itu sudah menjadi kebiasaan
Seakan waktu yang menunggu
Oh.......... dimana keadilan dari dewi reformasi yang dulu dinyanyikan
Oh............dimana keadilan yang ada dalam butir Pancasila
Oh.............dimana hukum yang yang tertuang dalam UUD 1945
Oh...............dimana para bijak yang waktu kampanye menebar janji
Kini anak Sampang merindukan kedamaian yang telah tergadai
Roda-rodanya mengilas tanpa batas
Semua serba terbuka
Kan tapi penyelesaiannya yang tiada
Anak-anak Sampang terusir dan masuk gelanggang
Bermain siang dan malam
Tiada mengerti apa yang terjadi
Ada darah yang sudah tersimbah
Ada nyawa yang sudah direngutnya
Belum lagi harta benda yang di bakar massa
Kini kepastian belum juga datang
Akan kemanakah gerangan
350 jiwa yang ada di pengungsian
Jenuh, penat itu sudah menjadi kebiasaan
Seakan waktu yang menunggu
Oh.......... dimana keadilan dari dewi reformasi yang dulu dinyanyikan
Oh............dimana keadilan yang ada dalam butir Pancasila
Oh.............dimana hukum yang yang tertuang dalam UUD 1945
Oh...............dimana para bijak yang waktu kampanye menebar janji
Kini anak Sampang merindukan kedamaian yang telah tergadai
Langganan:
Postingan (Atom)
KELAS 4A DIMASA PANDEMI
Kondisi pandemi yang hampir satu tahun ini menyebabkan pembelajaran dilakukan 100 % melalui daring. Anak-anak hanya bisa bertemu gurunya mel...

-
Tugas Mata Kuliah : Kajian Sastra Dosen Pengampu : Heru Subrata Jenis Tugas : Analisis Karya Sastra ( Puisi ) Nama Mahasiswa ...
-
Setelah mengadakan upacara bendera tiap tanggal 17 tiap bulan para dewan guru mencoba mengekpresikan diri dengan foto bersa...
-
Arena bermain yang representatif sangat dibutuhkan anak-anak, terutama bagi perkembangan motorik dan psykisnya. Nah di Kota Surabaya ini ...