Pada suatu sore aku lagi bersantai dengan teman kecilku si burung pelatuk yang lincah,mengapa sip e;ayuk aku panggil denga si lincah ? karena ia sangat senang hinggap dari dahan satu ke dahan yang lainya .Tak lupa juga seallu membuat lubang untuk menempatkan sesuatu yang kadang aku sendiri tak tau maksudnya.
Aku sering bercerita pada si lincah tentang semua yang pernah aku lihat,ya tentang macam-macam ciptaan Allah Yang Maha Besar.Misalnya saja pada sore itu aku baru saja melihat gunung yang sedang mengeluarkan lahar yang panas,aku jadi merinding kalau cerita betapa panasnya lahar yang keluar dari gunung itu,sehingga aku sendiri membayangkan bagaimana kalau api Neraka yang ada di alam akherat nanti.Mungkin lebih dahsyat lagi panasnya sehingga semua akan meleleh dan hancur ketika manusia masuk ke Neraka tersebut.Hal itu aku bayangkan dari apa yang aku lihat ketika lahar gunung menrjang semua yang dilewatinya dan akhirnya hancur terbakar.Oh…………. sungguh dahsyatnya cintaan Allah yang satu itu.
Si Lincahpun ketika aku bercerita tersebut menjadi merinding juga.Ia merasa hidup ini harus kita isi dengan kebaikan supaya kita tidak menyesal di kemudian hari nanti.
Kami mencoba posting yang berkaitan dengan dunia pendidikan dan sastra terutama cerpen,novel,puisi dan lainya.
Kamis, 27 November 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
KELAS 4A DIMASA PANDEMI
Kondisi pandemi yang hampir satu tahun ini menyebabkan pembelajaran dilakukan 100 % melalui daring. Anak-anak hanya bisa bertemu gurunya mel...
-
Tugas Mata Kuliah : Kajian Sastra Dosen Pengampu : Heru Subrata Jenis Tugas : Analisis Karya Sastra ( Puisi ) Nama Mahasiswa ...
-
Setelah mengadakan upacara bendera tiap tanggal 17 tiap bulan para dewan guru mencoba mengekpresikan diri dengan foto bersa...
-
Dipicu oleh tingginya harga lombok pada medio pekan menjelang lebaran, Tnas Hijau Indonesia bekerja sama dengan salah satu komunitas me...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar